Jumat, 29 Januari 2010

Cara Mengubah File Word ke Bentuk PDF

Sebenarnya genre tulisan ini sangat berbeda dengan tulisan-tulisan sebelumnya di blog ini. Namun, saya merasa hal ini penting untuk saya sampaikan ke teman-teman sebab hal ini sangat krusial bagi Anda terutama bagi para pelamar pekerjaan atau beasiswa yang sering kali berhadapan dengan hal-hal yang menggunakan aplikasi PDF di dalamnya, misal Curriculum Vitae. Selain itu, sebenarnya saya cuman mau nambahin aja postingan terbaru krn dah lama nggak ngubah-ngubah tampilan blog ini.. (hehehe,, lagi males kali yak..)

Baik, daripada berlama-lama membincang kenapa tulisan ini hadir mari kita mulai "berlatih" (hehehe,, kyk PSSI aja..) mengubah file word Anda ke PDF. Tapi, sebelumnya saya sampaikan bahwa tutorial seperti ini sebenarnya sudah sangat banyak namun menurut saya tutorial ini lebih mudah dari yang laen.. Karena selain singkat, ini juga murah lho.. cukup 5000 rupiah saja (lha kok malah jualan yak?? hehehe..)


Oke cappo,,!! (minjem dari istilah Syahrul Yasin Limpo, red)
Let's play..!!

1. Pertama,, silakan teman-teman download dulu software gratis dan "ringan" ini doPDF

2. Jika sudah selesai, langsung diinstal aja ke komputer teman-teman

3. Sudah??? Langkah selanjutnya,, teman-teman tinggal membuka file Microsoft Word yang ingin Anda ubah ke dalam bentuk PDF

4. Setelah itu silakan pilih toolbar Print atau menekan Ctrl+P. Pastikan aplikasi yang udah temen-temen download dalam kondisi "aktif" (Ket : Set as Default Printer : doPDF v7) tapi jika belum, silakan mengaktifkannya di Control Panel - Printer and Faxes.

5. Pastikan Anda "berhadapan" dengan dialog box Print lalu pilih OK. Maka selanjutnya akan tampil "dialog box" dr software tersebut. Pilih Browse untuk menempatkan file yang telah Anda konversi ke PDF trus jangan lupa,, ketik nama file sesuka Anda.

6. Jika semua sudah dilewatin (ciee,, kayak petualangan aja..) pilih OK dan tunggu sejenak maka file Anda akan tampil dalam bentuk PDF.


Gimana??? mudah kan..????
Kalo gitu silakan mencoba dan semoga bermanfaat...

Galileo dan Sejarah Pengungkapan Bumi Itu Bulat

Galileo Galilei lahir di Pisa, Toscana, 15 Februari 1564 dan meninggal di Arcetri, Toscana, 8 Januari 1642 pada umur 77 tahun. Beliau adalah anak pertama dari Vincenzo Galilei, seorang matematikawan dan musisi asal Florence, dan Giulia Ammannati. Galileo Galilei merupakan seorang astronom, filsuf, dan fisikawan Italia yang memiliki peran besar dalam revolusi ilmiah.

Ia sudah dididik sejak masa kecil. Kemudian, ia belajar di Universitas Pisa namun terhenti karena masalah keuangan. Untungnya, ia ditawari jabatan di sana pada tahun 1589 untuk mengajar matematika. Setelah itu, ia pindah ke Universitas Padua untuk mengajar geometri, mekanika, dan astronomi sampai tahun 1610. Pada masa-masa itu, ia sudah mendalami sains dan membuat berbagai penemuan.

Pada tahun 1612, Galileo pergi ke Roma dan bergabung dengan Accademia dei Lincei untuk mengamati bintik matahari. Di tahun itu juga, muncul penolakan terhadap teori Nicolaus Copernicus, teori yang didukung oleh Galileo. Pada tahun 1614, dari Santa Maria Novella, Tommaso Caccini mengecam pendapat Galileo tentang pergerakan bumi, memberikan anggapan bahwa teori itu sesat dan berbahaya. Galileo sendiri pergi ke Roma untuk mempertahankan dirinya. Pada tahun 1616, Kardinal Roberto Bellarmino menyerahkan pemberitahuan yang melarangnya mendukung maupun mengajarkan teori Copernicus.


Galileo menulis Saggiatore di tahun 1622, yang kemudian diterbitkan pada 1623. Pada tahun 1624, ia mengembangkan salah satu mikroskop awal. Pada tahun 1630, ia kembali ke Roma untuk membuat izin mencetak buku Dialogo sopra i due massimi sistemi del mondo yang kemudian diterbitkan di Florence pada 1632. Namun, di tahun itu pula, Gereja Katolik menjatuhkan vonis bahwa Galileo harus ditahan di Siena.

Di bulan Desember 1633, ia diperbolehkan pensiun ke vilanya di Arcetri. Buku terakhirnya, Discorsi e dimostrazioni matematiche, intorno à due nuove scienze diterbitkan di Leiden pada 1638. Di saat itu, Galileo hampir buta total. Pada tanggal 8 Januari 1642, Galileo wafat di Arcetri saat ditemani oleh Vincenzo Viviani, salah seorang muridnya.

Menurut Stephen Hawking, Galileo dapat dianggap sebagai penyumbang terbesar bagi dunia sains modern. Ia juga sering disebut-sebut sebagai "bapak astronomi modern", "bapak fisika modern", dan "bapak sains". Hasil usahanya bisa dikatakan sebagai terobosan besar dari Aristoteles.

Semasa hidupnya, beliau banyak menghasilkan karya-karya yang berhasil menggemparkan dunia sains dan astronomi pada saat itu. Karya-karyanya antara lain adalah penyempurnaan teleskop, berbagai observasi astronomi, dan hukum gerak pertama dan kedua. Selain itu, Galileo juga dikenal sebagai seorang pendukung Copernicus.
Pada 19 Januari 1616, Galileo membuat dua statemen:

(1) Matahari adalah pusat galaksi dan
(2) Bumi bukanlah pusat tata surya.

Penemuan Galileo yang paling masyhur adalah di bidang astronomi. Teori perbintangan di awal tahun 1600-an berada dalam situasi yang tak menentu. Terjadi selisih pendapat antara penganut teori Copernicus yang matahari-sentris dan penganut teori yang lebih lama, yang bumi-sentris.

Setelah melakukan riset yang panjang, Galileo akhirnya berhasil menyempurnakan teropong bintangnya. Dengan menggunakan teropong tersebut, Galileo pun berhasil mengamati pergerakan benda-benda luar langit. Dengan teropong itu, Galileo menemukan tiga satelit alami Jupiter -Io, Europa, dan Callisto- pada 7 Januari 1610. Empat malam kemudian, ia menemukan Ganymede. Ia juga menemukan bahwa bulan-bulan tersebut muncul dan menghilang, gejala yang ia perkirakan berasal dari pergerakan benda-benda tersebut terhadap Jupiter, sehingga ia menyimpulkan bahwa keempat benda tersebut mengorbit planet dan ini membuktikan bahwa tidak semua planet bergerak mengitari bumi.

Pada tahun 1616, Galileo berpendapat bahwa bumi itu bulat, bukan datar seperti yang dipahami gereja pada waktu itu. Dalam karyanya Banding ke Grand Duchess, Galileo kokoh menyerang pengikut Aristoteles. Dalam karyanya yang dialamatkan kepada Grand Duchess Christina dari Lorraine, ia mengkritik pernyataan dari Kitab Suci yang mengakatan bahwa bumi itu datar karena bertentangan dengan fakta fisis yang dapat dibuktikan dengan ilmu matematika. Dalam buku ini, Galileo cukup jelas menyatakan bahwa teori Copernican bukan hanya alat perhitungan matematika, tapi merupakan suatu kenyataan fisik :

Saya berpendapat bahawa Matahari terletak di pusat dan tidak mengubah tempat, dan bahwa Bumi berputar pada dirinya sendiri dan bergerak di sekelilingnya.
Persoalan tentang bumi itu bulat sebenarnya sudah diketahui oleh banyak orang sejak lama, bahkan ilmu astronomi kuno sudah mengetahuinya, yang mungkin juga dipengaruhi oleh filsuf Yunani, Pythagoras (570 SM), dan Aristoteles (427-247 SM) yang mengajarkan bahwa: “Every portion of the earth tends toward the center until by compression and convergence they form a sphere - Tiap-tiap bagian di bumi cenderung menuju ke arah pusat dan dengan tekanan dan pemusatan mereka membentuk suatu lapisan. (De caelo, 297a9-21).”
Dengan ditemukannya benua Amerika oleh Christopher Colombus (1492), maka juga sudah dibuktikan bahwa bumi itu bulat di abad ke 15, sekitar seabad sebelum kasus Galileo. Maka Gereja Katolik, yang tidak pernah menentang ilmu pengetahuan, juga tidak mengajarkan bahwa bumi itu rata. Kendatipun memang jika kita membaca Alkitab, terdapat ayat-ayat yang seolah- oleh mengatakan bahwa bumi itu rata, contohnya Yes 11:12 dan Why 7:1 yang menyebutkan ke empat sudut bumi, atau Ayb 38:13, Yer 16:19, Dan 4:11 yang menyebutkan ‘ujung bumi’. Namun Gereja Katolik tidak pernah mengeluarkan dokumen pengajaran apapun yang mengajarkan bahwa bumi itu rata. Tetapi dalam alkitab juga (Yes 40:22) mengatakan bahwa bumi itu bulat.
Namun, setelah teori Galileo ini diungkapkan, muncul berbagai pihak yang menentang pernyataan tersebut. Yang pertama-tama menentang Galileo dengan menggunakan Alkitab adalah seorang bernama Lodovico delle Colombe, yang kemudian mendapat dukungan dari imam Dominikan, Tommaso Caccini (1614), walaupun pada saat itu banyak tokoh Gereja Katolik malah sebenarnya mendukung percobaan Galileo, terutama kaum Jesuit. Pandangan Gereja Katolik yang resmi akhirnya disampaikan oleh Kardinal Robertus Bellarminus, yang mengatakan demikian:

"I say that if there were a true demonstration that the sun was in the center of the universe and the earth in the third sphere, and that the sun did not go around the earth but the earth went around the sun, then it would be necessary to use careful consideration in explaining the Scriptures that seemed contrary, and we should rather have to say that we do not understand them than to say that something is false which had been proven." (Letter of Cardinal Bellarmine to Foscarini.)

Artinya kira-kira begini:

"Saya katakan jika ada pembuktian yang benar bahwa matahari berada di pusat jagad raya, dan bumi di lingkaran ke tiga, dan bahwa matahari tidak berputar mengelilingi bumi tetapi bumi mengitari matahari, maka adalah penting untuk menggunakan pertimbangan yang hati- hati dalam menjelaskan Kitab Suci yang kelihatannya sebaliknya, dan kita seharusnya mengatakan bahwa kita tidak mengetahuinya daripada mengatakan sesuatu yang salah, seperti yang telah dibuktikan." (Surat Kardinal Belarminus kepada Foscarini).
Maka di sini saja sebenarnya kita ketahui bahwa pihak otoritas Gereja Katolik mempunyai pikiran yang terbuka terhadap teori Galileo, seandainya ia dapat membuktikannya. Namun sayangnya Galelio tidak dapat membuktikannya, tapi ia berkeras agar Gereja memperhitungkan cara baru untuk menginterpretasikan Kitab Suci. Sebenarnya, jika Galileo hanya mendiskusikan mengenai pergerakan planet, maka ia dapat terus mengajarkan konsep heliosentris ini sebagai proposal teori dengan aman, tetapi rupanya Galileo berkeras untuk mengatakan hal ini sebagai kebenaran, walaupun ia tidak mempunyai bukti yang mendukung pada saat itu. Karena bukti yang diperlukan, yaitu jalur pergeseran paralel dari bintang-bintang karena pergesaran orbit bumi mengelilingi matahari, tidak dapat diamati dengan teknologi pada saat itu. Konfirmasi stellar parallax ini baru ditemukan di abad ke 19 oleh Friedrich Wilhelm Bessel.
Pendapat Galileo dan dukungannya terhadap teori Copernicus menyebabkan dia berhadapan dengan kalangan gereja yang menentangnya habis-habisan karena dia telah menghina keyakinan yang sudah berkembang ketika itu seputar wahyu ilahi di dalam Injil yang mengatakan bahwa bumi datar dan bumi adalah pusat tata surya

Karena bukti yang dapat mendukung teori ini tidak cukup memadai, maka Gereja tidak dapat mendukung teorinya. Maka pada tahun 1616, pihak Gereja Katolik mengeluarkan dekrit bahwa teori heliosentris tersebut adalah teori yang salah dan bertentangan dengan Alkitab. Perlu kita ketahui bahwa bukan hanya Gereja Katolik yang menolak teori Copernicus yang dipegang oleh Galileo, tetapi gereja Protestan juga menolaknya. Bahkan Martin Luther termasuk barisan pertama yang menentang teori heliosentris, bersama-sama dengan muridnya Melancthon dan para teolog Protestan lainnya. Mereka mengecam karya Copernicus. Luther memanggil Copernicus sebagai "keledai/orang bodoh yang mencari perhatian", lengkapnya demikian "an ass who wants to pervert the whole of astronomy and deny what is said in the book of Joshua, only to make a show of ingenuity and attract attention". (Herbert Butterfield, The Origins of Modern Science (New York: the Free Press, 1957), p. 69). Atau Melancthon yang menyebut semua pengikut Copernicus (termasuk Galileo) sebagai ‘tidak jujur dan merusak’. (P. Melancthon, "Initia doctrinae physicae," Corpus Reformatorum, ed. Bretschneider, XIII, p. 216.) Maka tidak benar bahwa pada saat itu yang menentang Galileo hanya Gereja Katolik, sebab Luther dan para tokoh gereja Protestan juga menentang teori heliosentris yang diyakininya.

Pertentangan gereja ini mencapai puncaknya di tahun 1616, sehingga pada 24 Februari 1616, sekelompok pakar teologi yang dibentuk oleh Tahta Suci Vatikan (Holy Office) menyatakan, bahwa teori Galileo itu bertentangan dengan Bible. Maka, Paus Paul V, meminta Kardinal Bellarmine untuk memperingatkan Galileo dan melarangnya mendukung maupun mengajarkan teori Copernicus.

Kamis, 14 Mei 2009

HMJ Fisika Gelar Seminar Pendidikan Nasional

Universitas Muhammadiyah Makassar kembali menegaskan dirinya sebagai salah satu perguruan tinggi swasta terkemuka di Kota Makassar yang consern terhadap dunia pendidikan. Rabu, 13 Mei 2009, Himpunan Mahasiswa Program Studi Pend. Fisika Universitas Muhammadiyah Makassar menggelar Seminar Pendidikan Nasional dengan tema "Peningkatan Kualitas Guru Melalui Sertifikasi".

Kegiatan yang digelar di Auditorium Al-Amin Universitas Muhammadiyah Makassar ini digelar dalam rangka memeriahkan Momentum '09, sebuah kompetisi fisika tingkat SMP/SMA Se-Kawasan Timur Indonesia yang akan digelar mulai dari tanggal 14-16 Mei 2009. "Selain sebagai kegiatan pendukung dari Momentum '09 sendiri, kegiatan ini juga bertujuan memberikan motivasi bagi guru guna untuk mendongkrak kualitas dari guru itu sendiri seiring dengan berjalannya program pemerintah mengenai sertifikasi guru" ungkap Hasanuddin, Ketua Panitia Pelaksana.

Lanjut Hasan, kegiatan ini juga diharapkan mampu memberikan modal berharga bagi para mahasiswa sebagai calon guru agar lebih mempersiapkan diri untuk menjadi guru yang handal. "Kita tahu bahwa dunia pendidikan ini semakin hari semakin kompleks. Olehnya itu, ke depannya dibutuhkan tenaga pengajar yang handal dan profesional yang dimana alam melahirkannya dibutuhkan persiapan lebih dini" tutup mahasiswa semester 4 ini.




Selasa, 05 Mei 2009

Sekolah Gratis VS BHP, Dualisme yang Membingungkan

Kalau dicermati dua bulan terakhir ini diberbagai TV swasta, Departemen Pendidikan Nasional membuat iklan layanan masyarakat dengan tema "sekolah gratis". Iklan yang dibintangi oleh perempuan cantik keturunan Aceh, Cut Mini memberi pesan bahwa siapa pun bisa sekolah. Terlepas apakah ia seorang anak loper koran, anak kondektur bus. Pesan yang sungguh menarik dan inilah inti pesan yang disampaikan oleh Depdiknas, bahwa pendidikan merupakan tanggungjawab negara. Karena itu bersekolahlah. Gantungkanlah cita-cita setinggi apa pun.

Terlepas kita bersepakat dengan gagasan iklan diatas, ada suatu yang kontradiksi dan saling menegasikan yang dilakukan oleh Depdiknas. Disatu sisi ia mengiklankan sekolah gratis yang merupakan turunan gagasan negara kesejahteraan yang diperas dari UUD 45, yaitu negara bertanggungjawab untuk mencerdaskan kehidupan bangsa..

Disisi lain, Depdiknas mensosialisasikan kalau tidak kita sebut juga dengan iklan Badan Hukum Pendidikan (BHP) yang diklaim oleh Mendiknas, Bambang Sudibyo sebagai terobosan penting dan pertama di Asia dalam suatu wawancara dengan ANTV. Suatu gagasan yang jelas-jelas neolib ... ... ... gagasan yang ingin membuang jauh-jauh tanggungjawab konstitusional negara untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Sungguh memalukan. Tidak jelas, kiri apa kanan .... bingung juga jadinya.


Gagasan sekolah gratis dan gagasan BHP (Privatisasi Pendidikan) adalah dua hal yang sangat bertolak belakang. Sebagaimana tolak menolaknya antara dua magnet yang sama-sama positif. Gagasan sekolah gratis sumbernya adalah welfare state yang jika ditelusuri, maka hulunya adalah ide mengenai kesejahteraan bersama. Sementara BHP (Privatisasi Pendidikan) adalah gagasan yang bersumber dari neoliberalisme.

Para mahasiswa dan kaum terpelajar, teriakkan ke bumi kalian, ini perang terhadap tangan-tangan neolib. Sadarkan umat, BHP itu menyesatkan..!!!

Senin, 20 April 2009

BIAS Fisika Temukan Realitas Mirip di Film Laskar Pelangi

Apa jadinya jika sekolah di Sulawesi Selatan (Sulsel) sama dengan SD Muhamamdiyah Gantong yang ada di Film Laskar Pelangi karya sutradara muda asal Sulsel, Riri Riza? Mungkinkah sekolah ini melahirkan seorang tokoh Ikal atau Lintang baru seperti yang ada pada film yang disadur dari novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata?
Ya, tokoh Lintang yang inspiratif, seorang bocah kecil yang cerdas melebihi kemapuan IQ melebihi kempuan otak anak seusianya, lahir dari keluarga nelayan miskin di pesisir Pulau Belitong, Sumatera.

Lintang dan sembilan kawannya bersekolah di SD Muhammadiyah, sekolah berdidingkan papan lapuk, dengan atap yang bocor. Jika malam tiba sekolah ini dijadikan sebagai kandang kambing. Bukan hanya itu, sekolah ini juga hanya memiliki tiga orang guru.
Seperti itulah yang terjadi di Pulau Kalukuang, Kecamatan Liukang Kalmas, Pangkep.
Hal itu digambarkan oleh mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, ketika mengadakan Bakti Ilmiah Sosial Masyarakat (Bias) di pulau yang ditempuh selama 24 jam perjalanan laut ini. Puluhan mahasiswa Unismuh ini menetap hingga 12 hari, mulai tanggal 5 April hingga 14 April lalu.



Ketua Himpuan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Fisika, Dian Pramana Putra, menatakan kondisi sekolah di pulang terpencil ini hampir sama dengan sekolah yang ada di Film Laskar Pelangi. Menurut pantauannya yang terparah yakni SMA 1 Kalmas, Pangkep.
"Dindingnya terbuat dari papan yang sudah lapuk. Atapnya juga sudah bocor. Sementara gurunya hanya tiga orang yakni, guru matematika merangkap kepala sekolah, guru bahasa Indonesia, dan guru Bahasa Inggris," ujarnya.
Pengalaman di pulau paling luar Sulsel yang berbatasan dengan Bali dan gugusan kepulauan Masalembu, Jawa Timur ini, menjadi pengalaman berharga dan tak terlupakan. "Di sana, kami merasa menjadi bagian dari drama dan film kehidupan. Keseharian warga jadi transkrip naskah, pemainnya warga, dan mata kami jadi kamera. Sutradaranya ya warga dan rutinitas hidup jadi plot," katanya.
Bakti sosial yang digelar oleh mahasiswa Fisika Unismuh ini berupa sunatan massal untuk masyarakat yang berada di pulau itu.
Puluhan warga pun sangat antusias berbondong-bondong membawa anaknya yang akan disunat. Selain itu, mahasiswa Unismuh ini juga memberikan bimbingan pendidikan bagi pelajar SMA kelas tiga yang akan menempuh ujian akhir nasional.

Rabu, 25 Maret 2009

Mari Genggam Dunia Dengan Membaca

Sungguh agung ayat al-Quran yang pertama kali turun kepada Nabi Muhammad Saw: Iqra’, bacalah. Sepintas, ironi muncul saat itu, mengingat Nabi dikenal sebagai ummi, tidak mampu membaca dan menulis. Lewat penjelasan Jibril dan interpretasi banyak ulama kemudian setidaknya kita bisa mengambil dua hal: pertama, membaca tidak harus bermakna denotatif, mengeja huruf demi huruf. Membaca bisa juga memandang, mempelajari, memahami, menghayati realitas. Kedua, membaca adalah titik yang paling dasar dari tradisi keilmuan manusia. Islam mengangkat tinggi tradisi keilmuan yang merupakan perangkat dasar kemajuan peradaban dan ilmu pengetahuan manusia. Tanpa “membaca”, manusia akan mengalami stagnasi yang memprihatinkan dan kejumudan berpikir. Tulisan ini mencoba mengelaborasi makna kedua ini dalam konteks Indonesia.

Ketika tulisan dan buku ditemukan, dimulailah tradisi baru yang mengubah seratus delapan puluh derajat peradaban manusia. Informasi, petuah, pelajaran, yang tadinya hanya disampaikan secara lisan dari mulut ke mulut, menjadi sesuatu yang bisa diakses kapanpun di manapun, tanpa reduksi kealpaan daya ingat informan. Ribuan tahun perjalanan sejarah tidak banyak kita ketahui karena tak tertulis.Tak salah jika Louis L’Amour, pengarang terkenal keturunan Prancis, menyatakan bahwa buku adalah kemenangan terbesar yang diraih manusia. Melalui buku itulah ilmu pengetahuan dapat ditularkan ke segenap penjuru dunia. Dalam peradaban modern sekarang, buku kemudian berubah wujud menjadi lembaran-lembaran koran, disket komputer, serta compact disc.



Dalam hal ini kita patut prihatin melihat kondisi Indonesia. Tradisi buku dan membaca belum terlalu mapan di kalangan masyarakat, namun kita sudah harus menerima tradisi lanjutannya, teknologi informasi dan dunia audio visual dengan ditemukannya televisi. Seketika, dunia hiburan merajai tren budaya kita, sementara buku dan tulisan dengan segera juga ditinggalkan. Jadilah kita mengalami apa yang disebut sebagai “lompatan budaya”. Apalagi ketika dunia internet saat ini sudah menjadi bagian dari keseharian kita.

Tengoklah data yang dirilis Kompas (25 Juli 2002), bahwa hanya sekitar satu persen SD Negeri di Tanah Air yang jumlahnya sekitar 260.000, yang memiliki perpustakaan. Itupun dengan kondisi yang masih patut dipertanyakan. Kadang malah justru perpustakaan di sekolah-sekolah lebih mirip gudang buku; tanpa administrasi yang memadai, ruang baca yang layak, dan persediaan buku yang seadanya. Bandingkan dengan sekolah-sekolah di luar negeri, yang menjadikan ruang perpustakaan sebagai prasyarat utama pendirian sekolah.

Sekedar perbandingan lain, ketika merumuskan konstruksi rumah, tidak terpikirkan oleh orang Indonesia untuk memberi porsi khusus untuk ruang baca, bahkan untuk lemari buku sekalipun. Tentu saja kecuali rumah dosen, peneliti, dan kalangan lain yang berhubungan langsung dengan dunia buku dan intelektual. Di negeri-negeri maju, kesadaran membaca sangat terimplementasi ketika mereka memilih sekolah, membangun rumah, dan bahkan ketika mereka berekreasi.

Ada beberapa hal yang membuat tradisi membaca dan tradisi buku kita jauh terbelakang, bahkan kalah jauh di bawah Malaysia, antara lain:

Pertama, sistem pendidikan nasional kita yang juga berantakan, tidak melatih tradisi pemikiran dan tidak berorientasi menstimulasi kecerdasan dan kecenderungan siswa berdasarkan potensi dan minatnya. Kritik dan cacian terhadap sistem pendidikan yang sangat terbelakang ini toh tidak menjadikan pemerintah kita memberi perhatian lebih. Peran ini direbut oleh swasta dan bahkan lembaga pendidikan asing yang sudah menjamur di kota-kota besar. Tidak heran kemudian banyak bertebaran sekolah-sekolah unggulan berharga ratusan juta. Konsekuensinya, sekolah “bagus” hanya dapat dinikmati oleh anak-anak orang berduit.

Kedua, rendahnya minat dan daya beli masyarakat terhadap buku. Di sisi lain, penghargaan terhadap karya intelektual seseorang juga sangat rendah. Pada akhirnya, industri buku hanya menguntungkan distributor dan toko buku. Bayangkan jika seorang pengarang sekaliber Pramoedya Ananta Toer, yang bukunya selalu menjadi best seller, hanya mendapatkan royalti sebesar 15 % (dan ini tergolong royalti terbesar). Selebihnya adalah keuntungan penerbit dan toko buku. Sementara, jangankan berharap dari subsidi untuk penerbitan buku dari pemerintah, yang ada malah banyak penerbit mengeluhkan pajak penerbitan.

Belum lagi jika kita lihat kesenjangan antara kota besar di Indonesia dengan daerah-daerah lain. Munculnya sekolah-sekolah unggulan dengan fasilitas perpustakaan yang memadai cuma ada di Jakarta dan beberapa kota besar. Begitu juga dengan media massa, dari 300-an media massa yang ada, 60% lebih terkonsentrasi di Jakarta. 40% lainnya tersebar di seluruh wilayah lain di Indonesia.

Yang dominan kemudian adalah dunia hiburan, entertainment, yang relatif diterima di seluruh pelosok lewat saluran televisi. Dalam sebuah seminar, Prof. Dr. Fuad Hasan, mantan Mendiknas Indonesia, juga mensinyalir kecenderungan menurunnya budaya baca sebagai akibat pengaruh audio-visual dari benda ajaib yang disebut sebagai pesawat televisi. ‘’Benda ajaib itu menjadi saingan terberat bagi kegiatan membaca masyarakat. Mereka menjadi semakin malas membaca karena anggapan sudah cukup hanya dengan mendengarkan berbagai informasi dari media audio-visual tersebut,” ungkapnya lebih lanjut.

Kehadiran teknologi internet yang memungkinkan informasi diakses pada saat terjadi, meski berjarak ribuan kilometer, pun tidak banyak membantu tradisi membaca di Indonesia. Hanya sedikit kalangan yang pada dasarnya memang kuat tradisi membacanya, yang memanfaatkan internet sebagai “media informasi”, sementara kebanyakan lainnya menggunakan internet sebagai media hiburan.

Dengan kondisi Indonesia semacam itu, akankah kita percaya bahwa membaca adalah tradisi yang diprovokasi al-Quran sejak pertama kali turun? Akankah kita bisa meyakinkan dunia bahwa Indonesia bukan negeri kebodohan? Entah.


disadur dari www.awankpoenya.blogspot.com

Kamis, 19 Februari 2009

ATMOSFER '09 Berlangsung Meriah

ATMOSFER '09 atau Ajang Kreativitas Mahasiswa Fisika Universitas Muhammadiyah Makassar berlangsung meriah. Acara yang digelar mulai tanggal 17 hingga 19 Februari ini dihadiri oleh 30 regu yang berasal dari SMA/SMK/MA Se-Kota Makassar dan Pamminasata (Pangkep, Maros, Sungguminasa, Takalar). Di dalam kegiatan ini digelar berbagai kegiatan pendukung dan beberapa item lomba yang memperebutkan Piala Bergilir Rektor Unismuh Makassar. Diantaranya, lomba debat, lomba musikalisasi puisi, lomba mading dan berbagai varian lomba yang menuntut kreativitas para peserta. Kemeriahan kegiatan ini juga dilengkapi dengan acara MAGMA (Malam Anugrah Mahasiswa Fisika)yang digelar pada Kamis malam bertempat di Auditorium Universitas Muhammadiyah Makassar


"Kegiatan ini kami maksudkan untuk menggali kreativitas mahasiswa pada khususnya dan pelajar pada umumnya" ujar Dian Pramana Putra, Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Pend. Fisika Unismuh Makassar. Dalam acara ini juga digelar Physics Open Day dan Pameran Pendidikan Se-Unismuh Makassar. Menurut Dian, Physics Open Day dan Pameran Pendidikan ini digelar dalam rangka mempromosikan Jurusan Pend. Fisika sekaligus memberikan pengetahuan seputar pendidikan di Universitas Muhammadiyah Makassar kepada para peserta yang sebagian besar berasal dari daerah di Sulawesi Selatan. "Sebagai jurusan yang baru di buka, kami berharap setelah kegiatan ini, para dapat mengetahui tentang keberadaan program studi ini dan berminat untuk menempuh pendidikan di perguruan tinggi Muhammadiyah ini" ungkap mahasiswa semester 5 ini.

Ditemui di tempat terpisah, Junandar Syamsuddin, Ketua Panitia ATMOSFER '09 Prodi Pend. Fisika mengatakan acara ini merupakan kegiatan yang pertama kali di gelar di lingkungan Prodi Pend. Fisika. "Tentunya kegiatan ini merupakan sesuatu yang sangat spesial, untuk itu panitia berusaha semaksimal mungkin untuk menyukseskan kegiatan ini" ungkapnya. Kegiatan ini juga disponsori oleh 3 CELULAR, VITAZONE, CEREBROVIT, ERLANGGA, dan berbagai media parnert seperti Fajar TV dan Tribun Timur. "Kita berharap kemeriahan kegiatan ini dapat terus berlangsung di masa yang akan datang dan lebih baik lagi tentunya" ujar mahasiswa yang juga asisten lab. fisika ini.


Senin, 26 Januari 2009

Gerak Vertikal

Dalam pokok bahasan GLBB, kita telah belajar mengenai gerakan benda pada lintasan lurus dengan percepatan tetap. Ingat bahwa pada GLBB, kita hanya meninjau gerakan benda-benda pada bidang horisontal alias bidang datar. Intisari GLBB adalah benda-benda yang bergerak memiliki kecepatan awal, percepatan dan kecepatan akhir. Jika benda mulai bergerak dari keadaan diam, maka kecepatan awalnya = 0. Tetapi jika ketika mengalami percepatan atau perlambatan benda tersebut sedang bergerak dengan kecepatan tertentu, maka kecepatan awalnya tidak sama dengan nol. Sampai di sini paham ya ? Sebaiknya dipahami dulu konsep GLBB, biar dirimu tidak kebingungan ketika gurumuda menjelaskan konsep gerak vertikal.

Sekarang kita beralih gerak Jatuh bebas. Sabar ya… ikuti saja penjelasan gurumuda, karena ini adalah pengantar menuju Gerak Vertikal. Nah, salah satu contoh GLBB adalah Gerak Jatuh Bebas. Gerak jatuh bebas adalah gerakan benda yang jatuh (bukan dijatuhkan) dari ketinggian tertentu menuju permukaan tanah. Benda-benda yang bergerak jatuh bebas hanya dipengaruhi oleh percepatan gravitasi. Karena percepatan gravitasi tetap, maka benda-benda yang jatuh menuju permukaan bumi mengalami pertambahan kecepatan secara teratur. Karena pertambahan kecepatannya teratur, maka benda yang jatuh bebas dikatakan mengalami Gerak Lurus Berubah Beraturan. Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) itu maksudnya benda bergerak pada lintasan lurus dan kecepatannya berubah secara teratur. Bedanya, pada Gerak Jatuh Bebas, benda bergerak pada lintasan vertikal, bukan horisontal. Kalau kita tinjau dari koordinat kartesius (xy), benda-benda yang jatuh bebas bergerak sepanjang sumbu y.

Contoh gerak jatuh bebas adalah buah mangga atau buah kelapa yang jatuh dari pohon. Kita juga bisa membuat gerak jatuh bebas, apabila suatu benda kita lepaskan dari ketinggian tertentu (dilepaskan). Makna kata “dijatuhkan” dan “dilepaskan” itu artinya kecepatan awal benda tersebut = 0. Beda kalau sebuah benda dilemparkan ke bawah, atau ditembakan ke bawah. Kalau dilemparkan atau ditembakan, maka benda tersebut mempunyai kecepatan awal. Anda harus pahami konsep ini dengan baik supaya tidak bingung. Jadi intisari dari Gerak Jatuh Bebas adalah benda bergerak dari ketinggian tertentu menunju permukaan tanah, di mana kecepatan awal benda tersebut = 0. Gerakan benda hanya dipengaruhi oleh percepatan gravitasi….

Sekarang mari kita bergulat dengan gerak vertikal…


GERAK VERTIKAL


Gerak vertikal terdiri dari dua jenis, yakni Gerak Vertikal Ke atas dan Gerak Vertikal Ke bawah. Perlu anda ketahui bahwa baik Gerak Jatuh Bebas, Gerak Vertikal Ke atas dan Gerak Vertikal Ke bawah menggunakan persamaan yang sama, yakni persamaan GLBB. Mengapa menggunakan persamaan yang sama ? kalau anda paham konsepnya, anda bisa menjelaskannya dengan mudah…. Benda-benda yang melakukan Gerak Jatuh Bebas dan Gerak Vertikal juga mengalami GLBB karena kecepatannya selalu berubah secara teratur akibat percepatan gravitasi. Terus bedanya bagaimanakah ?


Gerak Vertikal Ke Bawah

Gerak vertikal ke bawah ini sangat mirip dengan gerak jatuh bebas, cuma beda tipis… kalau pada gerak jatuh bebas, kecepatan awal benda, vo = 0, maka pada gerak vertikal ke bawah, kecepatan awal (vo) benda tidak sama dengan nol. Contohnya begini… kalau buah mangga dengan sendirinya terlepas dari tangkainya dan jatuh ke tanah, maka buah mangga tersebut melakukan Gerak Jatuh Bebas. Tapi kalau buah mangga anda petik lalu anda lemparkan ke bawah, maka buah mangga melakukan gerak Vertikal Ke bawah. Atau contoh lain… anggap saja anda sedang memegang batu… nah, kalau batu itu anda lepaskan, maka batu tersebut mengalami gerak Jatuh bebas.. tapi kalau batu anda lemparkan ke bawah, maka batu mengalami Gerak Vertikal Ke bawah. Pahami konsep ini baik-baik, karena jika tidak dirimu akan kebingungan dengan rumusnya……..

Karena gerak vertikal merupakan contoh GLBB, maka kita menggunakan rumus GLBB. Kita tulis dulu rumus GLBB ya, baru kita bahas satu per satu……

vt = vo + at

s = vo t + ½ at2

vt2 = vo2 + 2as

Ini tiga rumus yang selalu buat dirimu pusing……

Kalau dirimu paham konsep Gerak Vertikal Ke bawah, maka persamaan ini dengan mudah diubah menjadi persamaan Gerak Vertikal Ke bawah.

Pertama, percepatan pada gerak vertikal = percepatan gravitasi ( a = g)

Kedua, kecepatan awal tetap disertakan karena pada Gerak Vertikal ke bawah benda mempunyai kecepatan awal.

Ketiga, karena benda bergerak vertikal maka s bisa kita ganti dengan h atau y.

Keempat, karena pada gerak vertikal ke bawah benda selalu bergerak ke bawah maka untuk mempermudah perhitungan, kita tetapkan arah ke bawah sebagai arah positif. Dengan demikian percepatan gravitasi bernilai positif (g).

Dengan demikian, jika persamaan GLBB di atas diubah menjadi persamaan Gerak Vertikal ke bawah, maka akan kita peroleh persamaan Gerak Vertikal ke bawah sebagai berikut :

vt = vo + gt

h = vo t + ½ gt2

vt2 = vo2 + 2gh


Contoh soal 1 :

Misalnya anda memanjat pohon mangga untuk memetik buah mangga. Setelah dipetik, buah mangga anda lempar ke bawah dari ketinggian 10 meter, dengan kecepatan awal 5 m/s. Berapa kecepatan buah mangga ketika menyentuh tanah ? g = 10 m/s2

Panduan jawaban :

Karena diketahui h, vo dan g, maka kita menggunakan persamaan :

vt2 = vo2 + 2gh

vt2 = (5 m/s)2 + 2(10 m/s2) (10 m)

vt2 = 25 m2/s2 + 200 m2/s2

vt2 = 225 m2/s2

vt = 15 m/s



Contoh soal 2 :

Dari atap rumah, anda melempar sebuah bola ke bawah dengan kecepatan 10 m/s. Jika anda berada pada ketinggian 20 m dari permukaan tanah, berapa lama bola yang anda lemparkan berada di udara sebelum menyentuh permukaan tanah ? g = 10 m/s2

Panduan jawaban :

Untuk menghitung selang waktu yang dibutuhkan bola ketika berada di udara, kita bisa menggunakan persamaan :

vt = vo + gt

Berhubung kecepatan akhir bola (vt) belum diketahui, maka terlebih dahulu kita hitung kecepatan akhir bola sebelum menyentuh permukaan tanah :

Karena diketahui telah diketahui h, vo dan g, maka kita menggunakan persamaan :

vt2 = vo2 + 2gh

vt2 = (10 m/s)2 + 2(10 m/s2) (20 m)

vt2 = 100 m2/s2 + 400 m2/s2

vt2 = 500 m2/s2

vt = 22,36 m/s


Sekarang kita masukan nilai vt ke dalam persamaan vt = vo + gt



< ![endif]-->

Jadi setelah dilempar, bola berada di udara selama 1,2 sekon.



GERAK VERTIKAL KE ATAS


Setelah pemanasan dengan soal gerak vertikal ke bawah yang gurumuda sajikan di atas, sekarang mari kita bergulat lagi dengan Gerak Vertikal ke Atas. Analisis Gerak Jatuh Bebas dan Gerak Vertikal ke bawah lebih mudah dibandingkan dengan Gerak Vertikal ke atas. Hala… gampang kok… santai saja. Oya, sebelumnya terlebih dahulu anda pahami konsep Gerak Vertikal ke atas yang akan dijelaskan berikut ini.

Gerak vertikal ke atas itu bagaimana ? apa bedanya gerak vertikal ke atas dengan gerak vertikal ke bawah ?

Ada bedanya….

Pada gerak vertikal ke bawah, benda hanya bergerak pada satu arah. Jadi setelah diberi kecepatan awal dari ketinggian tertentu, benda tersebut bergerak dengan arah ke bawah menuju permukaan bumi. Terus bagaimana dengan Gerak Vertikal ke atas ?

Pada gerak vertikal ke atas, setelah diberi kecepatan awal, benda bergerak ke atas sampai mencapai ketinggian maksimum. Setelah itu benda bergerak kembali ke permukaan bumi. Dinamakan Gerak Vertikal Ke atas karena benda bergerak dengan arah ke atas alias menjahui permukaan bumi. Persoalannya, benda tersebut tidak mungkin tetap berada di udara karena gravitasi bumi akan menariknya kembali. Dengan demikian, pada kasus gerak vertikal ke atas, kita tidak hanya menganalisis gerakan ke atas, tetapi juga ketika benda bergerak kembali ke permukaan bumi… ini yang membuat gerak vertikal ke atas sedikit berbeda…

Karena gerakan benda hanya dipengaruhi oleh percepatan gravitasi yang bernilai tetap, maka gerak vertikal ke atas termasuk gerak lurus berubah beraturan. Dengan demikian, untuk menurunkan persamaan Gerak Vertikal ke atas, kita tetap menggunakan persamaan GLBB.

Kita tulis kembali ketiga persamaan GLBB :

vt = vo + at

s = vo t + ½ at2

vt2 = vo2 + 2as


Ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan dalam menganalisis Gerak Vertikal ke atas

Pertama, percepatan pada gerak vertikal = percepatan gravitasi ( a = g). Ketika benda bergerak ke atas, percepatan gravitasi bekerja pada benda tersebut dengan arah ke bawah. Masa sich ? Kalau percepatan gravitasi bekerja ke atas, maka benda akan terus bergerak ke atas alias tidak kembali ke permukaan bumi. Tapi kenyataannya tidak seperti itu… Dengan demikian, percepatan gravitasi bernilai negative. Lalu mengapa pada gerak vertikal ke bawah, g bernilai positif ? pada kasus gerak vertikal ke bawah, percepatan gravitasi yang bekerja pada benda tersebut juga berarah ke bawah. Tanda positif itu hanya ketetapan untuk memudahkan perhitungan. Pertimbangannya, pada gerak vertikal ke bawah, arah gerakan benda hanya ke bawah, sehingga ketika ditetapkan tanda positif, hal itu tidak terlalu berpengaruh.

Pada gerak vertikal ke atas, kita tidak bisa menetapkan arah positif atau negative karena benda bergerak dalalam dua arah alias ke atas dan ke bawah. Kita tetap mengacu pada arah percepatan gravitasi yang sesungguhnya… yakni ke bawah (g bernilai negative)

Kedua, karena benda bergerak vertikal maka s bisa kita ganti dengan h atau y.

Ketiga, pada titik tertinggi, tepat sebelum berbalik arah, kecepatan benda = 0.


Jika persamaan GLBB di atas diubah menjadi persamaan Gerak Vertikal ke atas, maka akan diperoleh persamaan berikut ini :

vt = vo - gt

h = vo t - ½ gt2

vt2 = vo2 - 2gh



Contoh soal 1 :

Sebuah bola dilempar ke atas dan mencapai titik tertinggi 10 meter. Berapa kecepatan awalnya ? g = 10 m/s2

Panduan jawaban :

Ingat ya, pada titik tertinggi kecepatan bola = 0.

Soal ini gampang… karena diketahui kecepatan akhir (vt = 0) dan tinggi (h = 10 m), sedangkan yang ditanyakan adalah kecepatan awal (vo), maka kita menggunakan persamaan :

vt2 = vo2 - 2gh

0 = vo2 - 2(10 m/s2) (10 m)

vo2 = 200 m2/s2

vo = 14,14 m/s



Contoh soal 2 :

Sebuah bola dilempar ke atas dengan kecepatan 40 m/s. Berapa ketinggian maksimum yang dapat dicapai bola ? Hitung juga waktu tempuh bola sejak dilempar hingga mencapai ketinggian maksimum. g = 10 m/s2

Panduan jawaban :

Karena diketahui kecepatan awal (vo = 40 m/s), kecepatan akhir (vt = 0), maka untuk menghitung ketinggian maksimum kita menggunakan persamaan :