tag:blogger.com,1999:blog-70140545931236710812024-03-04T20:24:10.509-08:00Cerdas, Ilmiah dan BertaqwaHMJ Fisika Universitas Muhammadiyah MakassarHMJ Fisika Unismuh Makassarhttp://www.blogger.com/profile/03445873616506657296noreply@blogger.comBlogger19125tag:blogger.com,1999:blog-7014054593123671081.post-57495755253828243022010-01-29T09:22:00.000-08:002010-01-29T09:26:43.610-08:00Cara Mengubah File Word ke Bentuk PDFSebenarnya genre tulisan ini sangat berbeda dengan tulisan-tulisan sebelumnya di blog ini. Namun, saya merasa hal ini penting untuk saya sampaikan ke teman-teman sebab hal ini sangat krusial bagi Anda terutama bagi para pelamar pekerjaan atau beasiswa yang sering kali berhadapan dengan hal-hal yang menggunakan aplikasi PDF di dalamnya, misal Curriculum Vitae. Selain itu, sebenarnya saya cuman mau nambahin aja postingan terbaru krn dah lama nggak ngubah-ngubah tampilan blog ini.. (hehehe,, lagi males kali yak..)<br /><br />Baik, daripada berlama-lama membincang kenapa tulisan ini hadir mari kita mulai "berlatih" (hehehe,, kyk PSSI aja..) mengubah file word Anda ke PDF. Tapi, sebelumnya saya sampaikan bahwa tutorial seperti ini sebenarnya sudah sangat banyak namun menurut saya tutorial ini lebih mudah dari yang laen.. Karena selain singkat, ini juga murah lho.. cukup 5000 rupiah saja (lha kok malah jualan yak?? hehehe..)<br /><span class="fullpost"><br /><br />Oke cappo,,!! (minjem dari istilah Syahrul Yasin Limpo, red)<br />Let's play..!!<br /><br />1. Pertama,, silakan teman-teman download dulu software gratis dan "ringan" ini <a style="font-weight: bold;" href="http://www.dopdf.com/">doPDF</a><br /><br />2. Jika sudah selesai, langsung diinstal aja ke komputer teman-teman<br /><br />3. Sudah??? Langkah selanjutnya,, teman-teman tinggal membuka file <span style="font-weight: bold;">Microsoft Word</span> yang ingin Anda ubah ke dalam bentuk PDF<br /><br />4. Setelah itu silakan pilih toolbar <span style="font-weight: bold;">Print</span> atau menekan <span style="font-weight: bold;">Ctrl+P</span>. Pastikan aplikasi yang udah temen-temen download dalam kondisi "aktif" (Ket : <span style="font-weight: bold;">Set as Default Printer : doPDF v7</span>) tapi jika belum, silakan mengaktifkannya di <span style="font-weight: bold;">Control Panel - Printer and Faxes</span>.<br /><br />5. Pastikan Anda "berhadapan" dengan dialog box Print lalu pilih <span style="font-weight: bold;">OK</span>. Maka selanjutnya akan tampil "dialog box" dr software tersebut. Pilih <span style="font-weight: bold;">Browse</span> untuk menempatkan file yang telah Anda konversi ke PDF trus jangan lupa,, ketik nama file sesuka Anda.<br /><br />6. Jika semua sudah dilewatin (ciee,, kayak petualangan aja..) pilih <span style="font-weight: bold;">OK </span>dan tunggu sejenak maka file Anda akan tampil dalam bentuk PDF.<br /><br /><br />Gimana??? mudah kan..????<br />Kalo gitu silakan mencoba dan semoga bermanfaat...<br /><br /> </span>HMJ Fisika Unismuh Makassarhttp://www.blogger.com/profile/03445873616506657296noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7014054593123671081.post-46131476424142618302010-01-29T09:16:00.000-08:002010-01-29T09:21:11.425-08:00Galileo dan Sejarah Pengungkapan Bumi Itu BulatGalileo Galilei lahir di Pisa, Toscana, 15 Februari 1564 dan meninggal di Arcetri, Toscana, 8 Januari 1642 pada umur 77 tahun. Beliau adalah anak pertama dari Vincenzo Galilei, seorang matematikawan dan musisi asal Florence, dan Giulia Ammannati. Galileo Galilei merupakan seorang astronom, filsuf, dan fisikawan Italia yang memiliki peran besar dalam revolusi ilmiah.<br /><br />Ia sudah dididik sejak masa kecil. Kemudian, ia belajar di Universitas Pisa namun terhenti karena masalah keuangan. Untungnya, ia ditawari jabatan di sana pada tahun 1589 untuk mengajar matematika. Setelah itu, ia pindah ke Universitas Padua untuk mengajar geometri, mekanika, dan astronomi sampai tahun 1610. Pada masa-masa itu, ia sudah mendalami sains dan membuat berbagai penemuan.<br /><br />Pada tahun 1612, Galileo pergi ke Roma dan bergabung dengan Accademia dei Lincei untuk mengamati bintik matahari. Di tahun itu juga, muncul penolakan terhadap teori Nicolaus Copernicus, teori yang didukung oleh Galileo. Pada tahun 1614, dari Santa Maria Novella, Tommaso Caccini mengecam pendapat Galileo tentang pergerakan bumi, memberikan anggapan bahwa teori itu sesat dan berbahaya. Galileo sendiri pergi ke Roma untuk mempertahankan dirinya. Pada tahun 1616, Kardinal Roberto Bellarmino menyerahkan pemberitahuan yang melarangnya mendukung maupun mengajarkan teori Copernicus.<br /><span class="fullpost"><br /><br />Galileo menulis Saggiatore di tahun 1622, yang kemudian diterbitkan pada 1623. Pada tahun 1624, ia mengembangkan salah satu mikroskop awal. Pada tahun 1630, ia kembali ke Roma untuk membuat izin mencetak buku Dialogo sopra i due massimi sistemi del mondo yang kemudian diterbitkan di Florence pada 1632. Namun, di tahun itu pula, Gereja Katolik menjatuhkan vonis bahwa Galileo harus ditahan di Siena.<br /><br />Di bulan Desember 1633, ia diperbolehkan pensiun ke vilanya di Arcetri. Buku terakhirnya, Discorsi e dimostrazioni matematiche, intorno à due nuove scienze diterbitkan di Leiden pada 1638. Di saat itu, Galileo hampir buta total. Pada tanggal 8 Januari 1642, Galileo wafat di Arcetri saat ditemani oleh Vincenzo Viviani, salah seorang muridnya.<br /><br />Menurut Stephen Hawking, Galileo dapat dianggap sebagai penyumbang terbesar bagi dunia sains modern. Ia juga sering disebut-sebut sebagai "bapak astronomi modern", "bapak fisika modern", dan "bapak sains". Hasil usahanya bisa dikatakan sebagai terobosan besar dari Aristoteles. <br /><br />Semasa hidupnya, beliau banyak menghasilkan karya-karya yang berhasil menggemparkan dunia sains dan astronomi pada saat itu. Karya-karyanya antara lain adalah penyempurnaan teleskop, berbagai observasi astronomi, dan hukum gerak pertama dan kedua. Selain itu, Galileo juga dikenal sebagai seorang pendukung Copernicus.<br />Pada 19 Januari 1616, Galileo membuat dua statemen: <br /><br />(1) Matahari adalah pusat galaksi dan<br />(2) Bumi bukanlah pusat tata surya.<br /><br />Penemuan Galileo yang paling masyhur adalah di bidang astronomi. Teori perbintangan di awal tahun 1600-an berada dalam situasi yang tak menentu. Terjadi selisih pendapat antara penganut teori Copernicus yang matahari-sentris dan penganut teori yang lebih lama, yang bumi-sentris.<br /><br />Setelah melakukan riset yang panjang, Galileo akhirnya berhasil menyempurnakan teropong bintangnya. Dengan menggunakan teropong tersebut, Galileo pun berhasil mengamati pergerakan benda-benda luar langit. Dengan teropong itu, Galileo menemukan tiga satelit alami Jupiter -Io, Europa, dan Callisto- pada 7 Januari 1610. Empat malam kemudian, ia menemukan Ganymede. Ia juga menemukan bahwa bulan-bulan tersebut muncul dan menghilang, gejala yang ia perkirakan berasal dari pergerakan benda-benda tersebut terhadap Jupiter, sehingga ia menyimpulkan bahwa keempat benda tersebut mengorbit planet dan ini membuktikan bahwa tidak semua planet bergerak mengitari bumi. <br /><br />Pada tahun 1616, Galileo berpendapat bahwa bumi itu bulat, bukan datar seperti yang dipahami gereja pada waktu itu. Dalam karyanya Banding ke Grand Duchess, Galileo kokoh menyerang pengikut Aristoteles. Dalam karyanya yang dialamatkan kepada Grand Duchess Christina dari Lorraine, ia mengkritik pernyataan dari Kitab Suci yang mengakatan bahwa bumi itu datar karena bertentangan dengan fakta fisis yang dapat dibuktikan dengan ilmu matematika. Dalam buku ini, Galileo cukup jelas menyatakan bahwa teori Copernican bukan hanya alat perhitungan matematika, tapi merupakan suatu kenyataan fisik : <br /><br />Saya berpendapat bahawa Matahari terletak di pusat dan tidak mengubah tempat, dan bahwa Bumi berputar pada dirinya sendiri dan bergerak di sekelilingnya. <br />Persoalan tentang bumi itu bulat sebenarnya sudah diketahui oleh banyak orang sejak lama, bahkan ilmu astronomi kuno sudah mengetahuinya, yang mungkin juga dipengaruhi oleh filsuf Yunani, Pythagoras (570 SM), dan Aristoteles (427-247 SM) yang mengajarkan bahwa: “Every portion of the earth tends toward the center until by compression and convergence they form a sphere - Tiap-tiap bagian di bumi cenderung menuju ke arah pusat dan dengan tekanan dan pemusatan mereka membentuk suatu lapisan. (De caelo, 297a9-21).”<br />Dengan ditemukannya benua Amerika oleh Christopher Colombus (1492), maka juga sudah dibuktikan bahwa bumi itu bulat di abad ke 15, sekitar seabad sebelum kasus Galileo. Maka Gereja Katolik, yang tidak pernah menentang ilmu pengetahuan, juga tidak mengajarkan bahwa bumi itu rata. Kendatipun memang jika kita membaca Alkitab, terdapat ayat-ayat yang seolah- oleh mengatakan bahwa bumi itu rata, contohnya Yes 11:12 dan Why 7:1 yang menyebutkan ke empat sudut bumi, atau Ayb 38:13, Yer 16:19, Dan 4:11 yang menyebutkan ‘ujung bumi’. Namun Gereja Katolik tidak pernah mengeluarkan dokumen pengajaran apapun yang mengajarkan bahwa bumi itu rata. Tetapi dalam alkitab juga (Yes 40:22) mengatakan bahwa bumi itu bulat.<br />Namun, setelah teori Galileo ini diungkapkan, muncul berbagai pihak yang menentang pernyataan tersebut. Yang pertama-tama menentang Galileo dengan menggunakan Alkitab adalah seorang bernama Lodovico delle Colombe, yang kemudian mendapat dukungan dari imam Dominikan, Tommaso Caccini (1614), walaupun pada saat itu banyak tokoh Gereja Katolik malah sebenarnya mendukung percobaan Galileo, terutama kaum Jesuit. Pandangan Gereja Katolik yang resmi akhirnya disampaikan oleh Kardinal Robertus Bellarminus, yang mengatakan demikian: <br /><br />"I say that if there were a true demonstration that the sun was in the center of the universe and the earth in the third sphere, and that the sun did not go around the earth but the earth went around the sun, then it would be necessary to use careful consideration in explaining the Scriptures that seemed contrary, and we should rather have to say that we do not understand them than to say that something is false which had been proven." (Letter of Cardinal Bellarmine to Foscarini.) <br /><br />Artinya kira-kira begini: <br /><br />"Saya katakan jika ada pembuktian yang benar bahwa matahari berada di pusat jagad raya, dan bumi di lingkaran ke tiga, dan bahwa matahari tidak berputar mengelilingi bumi tetapi bumi mengitari matahari, maka adalah penting untuk menggunakan pertimbangan yang hati- hati dalam menjelaskan Kitab Suci yang kelihatannya sebaliknya, dan kita seharusnya mengatakan bahwa kita tidak mengetahuinya daripada mengatakan sesuatu yang salah, seperti yang telah dibuktikan." (Surat Kardinal Belarminus kepada Foscarini).<br />Maka di sini saja sebenarnya kita ketahui bahwa pihak otoritas Gereja Katolik mempunyai pikiran yang terbuka terhadap teori Galileo, seandainya ia dapat membuktikannya. Namun sayangnya Galelio tidak dapat membuktikannya, tapi ia berkeras agar Gereja memperhitungkan cara baru untuk menginterpretasikan Kitab Suci. Sebenarnya, jika Galileo hanya mendiskusikan mengenai pergerakan planet, maka ia dapat terus mengajarkan konsep heliosentris ini sebagai proposal teori dengan aman, tetapi rupanya Galileo berkeras untuk mengatakan hal ini sebagai kebenaran, walaupun ia tidak mempunyai bukti yang mendukung pada saat itu. Karena bukti yang diperlukan, yaitu jalur pergeseran paralel dari bintang-bintang karena pergesaran orbit bumi mengelilingi matahari, tidak dapat diamati dengan teknologi pada saat itu. Konfirmasi stellar parallax ini baru ditemukan di abad ke 19 oleh Friedrich Wilhelm Bessel.<br />Pendapat Galileo dan dukungannya terhadap teori Copernicus menyebabkan dia berhadapan dengan kalangan gereja yang menentangnya habis-habisan karena dia telah menghina keyakinan yang sudah berkembang ketika itu seputar wahyu ilahi di dalam Injil yang mengatakan bahwa bumi datar dan bumi adalah pusat tata surya<br /> <br />Karena bukti yang dapat mendukung teori ini tidak cukup memadai, maka Gereja tidak dapat mendukung teorinya. Maka pada tahun 1616, pihak Gereja Katolik mengeluarkan dekrit bahwa teori heliosentris tersebut adalah teori yang salah dan bertentangan dengan Alkitab. Perlu kita ketahui bahwa bukan hanya Gereja Katolik yang menolak teori Copernicus yang dipegang oleh Galileo, tetapi gereja Protestan juga menolaknya. Bahkan Martin Luther termasuk barisan pertama yang menentang teori heliosentris, bersama-sama dengan muridnya Melancthon dan para teolog Protestan lainnya. Mereka mengecam karya Copernicus. Luther memanggil Copernicus sebagai "keledai/orang bodoh yang mencari perhatian", lengkapnya demikian "an ass who wants to pervert the whole of astronomy and deny what is said in the book of Joshua, only to make a show of ingenuity and attract attention". (Herbert Butterfield, The Origins of Modern Science (New York: the Free Press, 1957), p. 69). Atau Melancthon yang menyebut semua pengikut Copernicus (termasuk Galileo) sebagai ‘tidak jujur dan merusak’. (P. Melancthon, "Initia doctrinae physicae," Corpus Reformatorum, ed. Bretschneider, XIII, p. 216.) Maka tidak benar bahwa pada saat itu yang menentang Galileo hanya Gereja Katolik, sebab Luther dan para tokoh gereja Protestan juga menentang teori heliosentris yang diyakininya. <br /><br />Pertentangan gereja ini mencapai puncaknya di tahun 1616, sehingga pada 24 Februari 1616, sekelompok pakar teologi yang dibentuk oleh Tahta Suci Vatikan (Holy Office) menyatakan, bahwa teori Galileo itu bertentangan dengan Bible. Maka, Paus Paul V, meminta Kardinal Bellarmine untuk memperingatkan Galileo dan melarangnya mendukung maupun mengajarkan teori Copernicus. <br /><br /> </span>HMJ Fisika Unismuh Makassarhttp://www.blogger.com/profile/03445873616506657296noreply@blogger.com53tag:blogger.com,1999:blog-7014054593123671081.post-78863265851468148602009-05-14T22:34:00.001-07:002009-05-14T22:34:41.445-07:00HMJ Fisika Gelar Seminar Pendidikan NasionalUniversitas Muhammadiyah Makassar kembali menegaskan dirinya sebagai salah satu perguruan tinggi swasta terkemuka di Kota Makassar yang consern terhadap dunia pendidikan. Rabu, 13 Mei 2009, Himpunan Mahasiswa Program Studi Pend. Fisika Universitas Muhammadiyah Makassar menggelar Seminar Pendidikan Nasional dengan tema "Peningkatan Kualitas Guru Melalui Sertifikasi".<br /><br />Kegiatan yang digelar di Auditorium Al-Amin Universitas Muhammadiyah Makassar ini digelar dalam rangka memeriahkan Momentum '09, sebuah kompetisi fisika tingkat SMP/SMA Se-Kawasan Timur Indonesia yang akan digelar mulai dari tanggal 14-16 Mei 2009. "Selain sebagai kegiatan pendukung dari Momentum '09 sendiri, kegiatan ini juga bertujuan memberikan motivasi bagi guru guna untuk mendongkrak kualitas dari guru itu sendiri seiring dengan berjalannya program pemerintah mengenai sertifikasi guru" ungkap Hasanuddin, Ketua Panitia Pelaksana.<br /><br />Lanjut Hasan, kegiatan ini juga diharapkan mampu memberikan modal berharga bagi para mahasiswa sebagai calon guru agar lebih mempersiapkan diri untuk menjadi guru yang handal. "Kita tahu bahwa dunia pendidikan ini semakin hari semakin kompleks. Olehnya itu, ke depannya dibutuhkan tenaga pengajar yang handal dan profesional yang dimana alam melahirkannya dibutuhkan persiapan lebih dini" tutup mahasiswa semester 4 ini.<br /><br /><span class="fullpost"><br /><br /><br /> </span>HMJ Fisika Unismuh Makassarhttp://www.blogger.com/profile/03445873616506657296noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7014054593123671081.post-61670600167610139072009-05-05T07:46:00.000-07:002009-05-05T07:48:56.579-07:00Sekolah Gratis VS BHP, Dualisme yang MembingungkanKalau dicermati dua bulan terakhir ini diberbagai TV swasta, Departemen Pendidikan Nasional membuat iklan layanan masyarakat dengan tema "sekolah gratis". Iklan yang dibintangi oleh perempuan cantik keturunan Aceh, Cut Mini memberi pesan bahwa siapa pun bisa sekolah. Terlepas apakah ia seorang anak loper koran, anak kondektur bus. Pesan yang sungguh menarik dan inilah inti pesan yang disampaikan oleh Depdiknas, bahwa pendidikan merupakan tanggungjawab negara. Karena itu bersekolahlah. Gantungkanlah cita-cita setinggi apa pun.<br /><br />Terlepas kita bersepakat dengan gagasan iklan diatas, ada suatu yang kontradiksi dan saling menegasikan yang dilakukan oleh Depdiknas. Disatu sisi ia mengiklankan sekolah gratis yang merupakan turunan gagasan negara kesejahteraan yang diperas dari UUD 45, yaitu negara bertanggungjawab untuk mencerdaskan kehidupan bangsa..<br /><br />Disisi lain, Depdiknas mensosialisasikan kalau tidak kita sebut juga dengan iklan Badan Hukum Pendidikan (BHP) yang diklaim oleh Mendiknas, Bambang Sudibyo sebagai terobosan penting dan pertama di Asia dalam suatu wawancara dengan ANTV. Suatu gagasan yang jelas-jelas neolib ... ... ... gagasan yang ingin membuang jauh-jauh tanggungjawab konstitusional negara untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Sungguh memalukan. Tidak jelas, kiri apa kanan .... bingung juga jadinya.<br /><span class="fullpost"><br /><br />Gagasan sekolah gratis dan gagasan BHP (Privatisasi Pendidikan) adalah dua hal yang sangat bertolak belakang. Sebagaimana tolak menolaknya antara dua magnet yang sama-sama positif. Gagasan sekolah gratis sumbernya adalah welfare state yang jika ditelusuri, maka hulunya adalah ide mengenai kesejahteraan bersama. Sementara BHP (Privatisasi Pendidikan) adalah gagasan yang bersumber dari neoliberalisme.<br /><br />Para mahasiswa dan kaum terpelajar, teriakkan ke bumi kalian, ini perang terhadap tangan-tangan neolib. Sadarkan umat, BHP itu menyesatkan..!!!<br /><br /> </span>HMJ Fisika Unismuh Makassarhttp://www.blogger.com/profile/03445873616506657296noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7014054593123671081.post-72095269363068879272009-04-20T07:18:00.000-07:002009-04-20T07:20:41.086-07:00BIAS Fisika Temukan Realitas Mirip di Film Laskar PelangiApa jadinya jika sekolah di Sulawesi Selatan (Sulsel) sama dengan SD Muhamamdiyah Gantong yang ada di Film Laskar Pelangi karya sutradara muda asal Sulsel, Riri Riza? Mungkinkah sekolah ini melahirkan seorang tokoh Ikal atau Lintang baru seperti yang ada pada film yang disadur dari novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata?<br />Ya, tokoh Lintang yang inspiratif, seorang bocah kecil yang cerdas melebihi kemapuan IQ melebihi kempuan otak anak seusianya, lahir dari keluarga nelayan miskin di pesisir Pulau Belitong, Sumatera.<br /><br />Lintang dan sembilan kawannya bersekolah di SD Muhammadiyah, sekolah berdidingkan papan lapuk, dengan atap yang bocor. Jika malam tiba sekolah ini dijadikan sebagai kandang kambing. Bukan hanya itu, sekolah ini juga hanya memiliki tiga orang guru.<br />Seperti itulah yang terjadi di Pulau Kalukuang, Kecamatan Liukang Kalmas, Pangkep.<br />Hal itu digambarkan oleh mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, ketika mengadakan Bakti Ilmiah Sosial Masyarakat (Bias) di pulau yang ditempuh selama 24 jam perjalanan laut ini. Puluhan mahasiswa Unismuh ini menetap hingga 12 hari, mulai tanggal 5 April hingga 14 April lalu.<br /><br /><span class="fullpost"><br /><br />Ketua Himpuan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Fisika, Dian Pramana Putra, menatakan kondisi sekolah di pulang terpencil ini hampir sama dengan sekolah yang ada di Film Laskar Pelangi. Menurut pantauannya yang terparah yakni SMA 1 Kalmas, Pangkep. <br />"Dindingnya terbuat dari papan yang sudah lapuk. Atapnya juga sudah bocor. Sementara gurunya hanya tiga orang yakni, guru matematika merangkap kepala sekolah, guru bahasa Indonesia, dan guru Bahasa Inggris," ujarnya.<br />Pengalaman di pulau paling luar Sulsel yang berbatasan dengan Bali dan gugusan kepulauan Masalembu, Jawa Timur ini, menjadi pengalaman berharga dan tak terlupakan. "Di sana, kami merasa menjadi bagian dari drama dan film kehidupan. Keseharian warga jadi transkrip naskah, pemainnya warga, dan mata kami jadi kamera. Sutradaranya ya warga dan rutinitas hidup jadi plot," katanya.<br />Bakti sosial yang digelar oleh mahasiswa Fisika Unismuh ini berupa sunatan massal untuk masyarakat yang berada di pulau itu.<br />Puluhan warga pun sangat antusias berbondong-bondong membawa anaknya yang akan disunat. Selain itu, mahasiswa Unismuh ini juga memberikan bimbingan pendidikan bagi pelajar SMA kelas tiga yang akan menempuh ujian akhir nasional.<br /><br /> </span>HMJ Fisika Unismuh Makassarhttp://www.blogger.com/profile/03445873616506657296noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-7014054593123671081.post-75348789666802852882009-03-25T09:45:00.000-07:002009-03-25T09:53:01.395-07:00Mari Genggam Dunia Dengan Membaca<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjC2XY8kBLKepoFB3kK7MAiG82VjcSYJdeV6RKfuqDPZeffcKIESPYN5ryyrPvjdt1FMhyphenhyphenqqnG_UDYob5IT4RxubH6hSYm6hj6SAplG5De-gMuBlk1LnDfRDSP9cX2HpKUBic-iA1B9B4Kq/s1600-h/bola+dunia.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 264px; height: 248px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjC2XY8kBLKepoFB3kK7MAiG82VjcSYJdeV6RKfuqDPZeffcKIESPYN5ryyrPvjdt1FMhyphenhyphenqqnG_UDYob5IT4RxubH6hSYm6hj6SAplG5De-gMuBlk1LnDfRDSP9cX2HpKUBic-iA1B9B4Kq/s320/bola+dunia.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5317168442593588594" border="0" /></a>Sungguh agung ayat al-Quran yang pertama kali turun kepada Nabi Muhammad Saw: Iqra’, bacalah. Sepintas, ironi muncul saat itu, mengingat Nabi dikenal sebagai ummi, tidak mampu membaca dan menulis. Lewat penjelasan Jibril dan interpretasi banyak ulama kemudian setidaknya kita bisa mengambil dua hal: pertama, membaca tidak harus bermakna denotatif, mengeja huruf demi huruf. Membaca bisa juga memandang, mempelajari, memahami, menghayati realitas. Kedua, membaca adalah titik yang paling dasar dari tradisi keilmuan manusia. Islam mengangkat tinggi tradisi keilmuan yang merupakan perangkat dasar kemajuan peradaban dan ilmu pengetahuan manusia. Tanpa “membaca”, manusia akan mengalami stagnasi yang memprihatinkan dan kejumudan berpikir. Tulisan ini mencoba mengelaborasi makna kedua ini dalam konteks Indonesia.<br /><br />Ketika tulisan dan buku ditemukan, dimulailah tradisi baru yang mengubah seratus delapan puluh derajat peradaban manusia. Informasi, petuah, pelajaran, yang tadinya hanya disampaikan secara lisan dari mulut ke mulut, menjadi sesuatu yang bisa diakses kapanpun di manapun, tanpa reduksi kealpaan daya ingat informan. Ribuan tahun perjalanan sejarah tidak banyak kita ketahui karena tak tertulis.Tak salah jika Louis L’Amour, pengarang terkenal keturunan Prancis, menyatakan bahwa buku adalah kemenangan terbesar yang diraih manusia. Melalui buku itulah ilmu pengetahuan dapat ditularkan ke segenap penjuru dunia. Dalam peradaban modern sekarang, buku kemudian berubah wujud menjadi lembaran-lembaran koran, disket komputer, serta compact disc.<br /><br /><span class="fullpost"><br /><br />Dalam hal ini kita patut prihatin melihat kondisi Indonesia. Tradisi buku dan membaca belum terlalu mapan di kalangan masyarakat, namun kita sudah harus menerima tradisi lanjutannya, teknologi informasi dan dunia audio visual dengan ditemukannya televisi. Seketika, dunia hiburan merajai tren budaya kita, sementara buku dan tulisan dengan segera juga ditinggalkan. Jadilah kita mengalami apa yang disebut sebagai “lompatan budaya”. Apalagi ketika dunia internet saat ini sudah menjadi bagian dari keseharian kita.<br /><br />Tengoklah data yang dirilis Kompas (25 Juli 2002), bahwa hanya sekitar satu persen SD Negeri di Tanah Air yang jumlahnya sekitar 260.000, yang memiliki perpustakaan. Itupun dengan kondisi yang masih patut dipertanyakan. Kadang malah justru perpustakaan di sekolah-sekolah lebih mirip gudang buku; tanpa administrasi yang memadai, ruang baca yang layak, dan persediaan buku yang seadanya. Bandingkan dengan sekolah-sekolah di luar negeri, yang menjadikan ruang perpustakaan sebagai prasyarat utama pendirian sekolah.<br /><br />Sekedar perbandingan lain, ketika merumuskan konstruksi rumah, tidak terpikirkan oleh orang Indonesia untuk memberi porsi khusus untuk ruang baca, bahkan untuk lemari buku sekalipun. Tentu saja kecuali rumah dosen, peneliti, dan kalangan lain yang berhubungan langsung dengan dunia buku dan intelektual. Di negeri-negeri maju, kesadaran membaca sangat terimplementasi ketika mereka memilih sekolah, membangun rumah, dan bahkan ketika mereka berekreasi.<br /><br />Ada beberapa hal yang membuat tradisi membaca dan tradisi buku kita jauh terbelakang, bahkan kalah jauh di bawah Malaysia, antara lain:<br /><br />Pertama, sistem pendidikan nasional kita yang juga berantakan, tidak melatih tradisi pemikiran dan tidak berorientasi menstimulasi kecerdasan dan kecenderungan siswa berdasarkan potensi dan minatnya. Kritik dan cacian terhadap sistem pendidikan yang sangat terbelakang ini toh tidak menjadikan pemerintah kita memberi perhatian lebih. Peran ini direbut oleh swasta dan bahkan lembaga pendidikan asing yang sudah menjamur di kota-kota besar. Tidak heran kemudian banyak bertebaran sekolah-sekolah unggulan berharga ratusan juta. Konsekuensinya, sekolah “bagus” hanya dapat dinikmati oleh anak-anak orang berduit.<br /><br />Kedua, rendahnya minat dan daya beli masyarakat terhadap buku. Di sisi lain, penghargaan terhadap karya intelektual seseorang juga sangat rendah. Pada akhirnya, industri buku hanya menguntungkan distributor dan toko buku. Bayangkan jika seorang pengarang sekaliber Pramoedya Ananta Toer, yang bukunya selalu menjadi best seller, hanya mendapatkan royalti sebesar 15 % (dan ini tergolong royalti terbesar). Selebihnya adalah keuntungan penerbit dan toko buku. Sementara, jangankan berharap dari subsidi untuk penerbitan buku dari pemerintah, yang ada malah banyak penerbit mengeluhkan pajak penerbitan.<br /><br />Belum lagi jika kita lihat kesenjangan antara kota besar di Indonesia dengan daerah-daerah lain. Munculnya sekolah-sekolah unggulan dengan fasilitas perpustakaan yang memadai cuma ada di Jakarta dan beberapa kota besar. Begitu juga dengan media massa, dari 300-an media massa yang ada, 60% lebih terkonsentrasi di Jakarta. 40% lainnya tersebar di seluruh wilayah lain di Indonesia.<br /><br />Yang dominan kemudian adalah dunia hiburan, entertainment, yang relatif diterima di seluruh pelosok lewat saluran televisi. Dalam sebuah seminar, Prof. Dr. Fuad Hasan, mantan Mendiknas Indonesia, juga mensinyalir kecenderungan menurunnya budaya baca sebagai akibat pengaruh audio-visual dari benda ajaib yang disebut sebagai pesawat televisi. ‘’Benda ajaib itu menjadi saingan terberat bagi kegiatan membaca masyarakat. Mereka menjadi semakin malas membaca karena anggapan sudah cukup hanya dengan mendengarkan berbagai informasi dari media audio-visual tersebut,” ungkapnya lebih lanjut.<br /><br />Kehadiran teknologi internet yang memungkinkan informasi diakses pada saat terjadi, meski berjarak ribuan kilometer, pun tidak banyak membantu tradisi membaca di Indonesia. Hanya sedikit kalangan yang pada dasarnya memang kuat tradisi membacanya, yang memanfaatkan internet sebagai “media informasi”, sementara kebanyakan lainnya menggunakan internet sebagai media hiburan.<br /><br />Dengan kondisi Indonesia semacam itu, akankah kita percaya bahwa membaca adalah tradisi yang diprovokasi al-Quran sejak pertama kali turun? Akankah kita bisa meyakinkan dunia bahwa Indonesia bukan negeri kebodohan? Entah.<br /><br /><span style="font-size:85%;"><br /><span style="font-style: italic; font-weight: bold;">disadur dari www.awankpoenya.blogspot.com</span></span><br /> </span>HMJ Fisika Unismuh Makassarhttp://www.blogger.com/profile/03445873616506657296noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7014054593123671081.post-26138558117734520012009-02-19T07:24:00.000-08:002009-02-19T08:09:42.419-08:00ATMOSFER '09 Berlangsung MeriahATMOSFER '09 atau Ajang Kreativitas Mahasiswa Fisika Universitas Muhammadiyah Makassar berlangsung meriah. Acara yang digelar mulai tanggal 17 hingga 19 Februari ini dihadiri oleh 30 regu yang berasal dari SMA/SMK/MA Se-Kota Makassar dan Pamminasata (Pangkep, Maros, Sungguminasa, Takalar). Di dalam kegiatan ini digelar berbagai kegiatan pendukung dan beberapa item lomba yang memperebutkan Piala Bergilir Rektor Unismuh Makassar. Diantaranya, lomba debat, lomba musikalisasi puisi, lomba mading dan berbagai varian lomba yang menuntut kreativitas para peserta. Kemeriahan kegiatan ini juga dilengkapi dengan acara MAGMA (Malam Anugrah Mahasiswa Fisika)yang digelar pada Kamis malam bertempat di Auditorium Universitas Muhammadiyah Makassar<br /><span class="fullpost"><br /><br />"Kegiatan ini kami maksudkan untuk menggali kreativitas mahasiswa pada khususnya dan pelajar pada umumnya" ujar Dian Pramana Putra, Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Pend. Fisika Unismuh Makassar. Dalam acara ini juga digelar Physics Open Day dan Pameran Pendidikan Se-Unismuh Makassar. Menurut Dian, Physics Open Day dan Pameran Pendidikan ini digelar dalam rangka mempromosikan Jurusan Pend. Fisika sekaligus memberikan pengetahuan seputar pendidikan di Universitas Muhammadiyah Makassar kepada para peserta yang sebagian besar berasal dari daerah di Sulawesi Selatan. "Sebagai jurusan yang baru di buka, kami berharap setelah kegiatan ini, para dapat mengetahui tentang keberadaan program studi ini dan berminat untuk menempuh pendidikan di perguruan tinggi Muhammadiyah ini" ungkap mahasiswa semester 5 ini.<br /><br />Ditemui di tempat terpisah, Junandar Syamsuddin, Ketua Panitia ATMOSFER '09 Prodi Pend. Fisika mengatakan acara ini merupakan kegiatan yang pertama kali di gelar di lingkungan Prodi Pend. Fisika. "Tentunya kegiatan ini merupakan sesuatu yang sangat spesial, untuk itu panitia berusaha semaksimal mungkin untuk menyukseskan kegiatan ini" ungkapnya. Kegiatan ini juga disponsori oleh 3 CELULAR, VITAZONE, CEREBROVIT, ERLANGGA, dan berbagai media parnert seperti Fajar TV dan Tribun Timur. "Kita berharap kemeriahan kegiatan ini dapat terus berlangsung di masa yang akan datang dan lebih baik lagi tentunya" ujar mahasiswa yang juga asisten lab. fisika ini.<br /> <br /><br /></span>HMJ Fisika Unismuh Makassarhttp://www.blogger.com/profile/03445873616506657296noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7014054593123671081.post-26551905742384567452009-01-26T12:31:00.000-08:002009-01-26T12:46:58.422-08:00Gerak VertikalDalam pokok bahasan GLBB, kita telah belajar mengenai gerakan benda pada lintasan lurus dengan percepatan tetap. Ingat bahwa pada GLBB, kita hanya meninjau gerakan benda-benda pada bidang horisontal alias bidang datar. Intisari GLBB adalah benda-benda yang bergerak memiliki kecepatan awal, percepatan dan kecepatan akhir. Jika benda mulai bergerak dari keadaan diam, maka kecepatan awalnya = 0. Tetapi jika ketika mengalami percepatan atau perlambatan benda tersebut sedang bergerak dengan kecepatan tertentu, maka kecepatan awalnya tidak sama dengan nol. Sampai di sini paham ya ? Sebaiknya dipahami dulu konsep GLBB, biar dirimu tidak kebingungan ketika gurumuda menjelaskan konsep gerak vertikal.<br /><br />Sekarang kita beralih gerak Jatuh bebas. Sabar ya… ikuti saja penjelasan gurumuda, karena ini adalah pengantar menuju Gerak Vertikal. Nah, salah satu contoh GLBB adalah Gerak Jatuh Bebas. Gerak jatuh bebas adalah gerakan benda yang jatuh (bukan dijatuhkan) dari ketinggian tertentu menuju permukaan tanah. Benda-benda yang bergerak jatuh bebas hanya dipengaruhi oleh percepatan gravitasi. Karena percepatan gravitasi tetap, maka benda-benda yang jatuh menuju permukaan bumi mengalami pertambahan kecepatan secara teratur. Karena pertambahan kecepatannya teratur, maka benda yang jatuh bebas dikatakan mengalami Gerak Lurus Berubah Beraturan. Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) itu maksudnya benda bergerak pada lintasan lurus dan kecepatannya berubah secara teratur. Bedanya, pada Gerak Jatuh Bebas, benda bergerak pada lintasan vertikal, bukan horisontal. Kalau kita tinjau dari koordinat kartesius (xy), benda-benda yang jatuh bebas bergerak sepanjang sumbu y.<br /><span class="fullpost"><br />Contoh gerak jatuh bebas adalah buah mangga atau buah kelapa yang jatuh dari pohon. Kita juga bisa membuat gerak jatuh bebas, apabila suatu benda kita lepaskan dari ketinggian tertentu (dilepaskan). Makna kata “dijatuhkan” dan “dilepaskan” itu artinya kecepatan awal benda tersebut = 0. Beda kalau sebuah benda dilemparkan ke bawah, atau ditembakan ke bawah. Kalau dilemparkan atau ditembakan, maka benda tersebut mempunyai kecepatan awal. Anda harus pahami konsep ini dengan baik supaya tidak bingung. Jadi intisari dari Gerak Jatuh Bebas adalah benda bergerak dari ketinggian tertentu menunju permukaan tanah, di mana kecepatan awal benda tersebut = 0. Gerakan benda hanya dipengaruhi oleh percepatan gravitasi….<br /><br />Sekarang mari kita bergulat dengan gerak vertikal…<br /><br /><br />GERAK VERTIKAL<br /><br /><br />Gerak vertikal terdiri dari dua jenis, yakni Gerak Vertikal Ke atas dan Gerak Vertikal Ke bawah. Perlu anda ketahui bahwa baik Gerak Jatuh Bebas, Gerak Vertikal Ke atas dan Gerak Vertikal Ke bawah menggunakan persamaan yang sama, yakni persamaan GLBB. Mengapa menggunakan persamaan yang sama ? kalau anda paham konsepnya, anda bisa menjelaskannya dengan mudah…. Benda-benda yang melakukan Gerak Jatuh Bebas dan Gerak Vertikal juga mengalami GLBB karena kecepatannya selalu berubah secara teratur akibat percepatan gravitasi. Terus bedanya bagaimanakah ?<br /><br /><br />Gerak Vertikal Ke Bawah<br /><br />Gerak vertikal ke bawah ini sangat mirip dengan gerak jatuh bebas, cuma beda tipis… kalau pada gerak jatuh bebas, kecepatan awal benda, vo = 0, maka pada gerak vertikal ke bawah, kecepatan awal (vo) benda tidak sama dengan nol. Contohnya begini… kalau buah mangga dengan sendirinya terlepas dari tangkainya dan jatuh ke tanah, maka buah mangga tersebut melakukan Gerak Jatuh Bebas. Tapi kalau buah mangga anda petik lalu anda lemparkan ke bawah, maka buah mangga melakukan gerak Vertikal Ke bawah. Atau contoh lain… anggap saja anda sedang memegang batu… nah, kalau batu itu anda lepaskan, maka batu tersebut mengalami gerak Jatuh bebas.. tapi kalau batu anda lemparkan ke bawah, maka batu mengalami Gerak Vertikal Ke bawah. Pahami konsep ini baik-baik, karena jika tidak dirimu akan kebingungan dengan rumusnya……..<br /><br />Karena gerak vertikal merupakan contoh GLBB, maka kita menggunakan rumus GLBB. Kita tulis dulu rumus GLBB ya, baru kita bahas satu per satu……<br /><br />vt = vo + at<br /><br />s = vo t + ½ at2<br /><br />vt2 = vo2 + 2as<br /><br />Ini tiga rumus yang selalu buat dirimu pusing……<br /><br />Kalau dirimu paham konsep Gerak Vertikal Ke bawah, maka persamaan ini dengan mudah diubah menjadi persamaan Gerak Vertikal Ke bawah.<br /><br />Pertama, percepatan pada gerak vertikal = percepatan gravitasi ( a = g)<br /><br />Kedua, kecepatan awal tetap disertakan karena pada Gerak Vertikal ke bawah benda mempunyai kecepatan awal.<br /><br />Ketiga, karena benda bergerak vertikal maka s bisa kita ganti dengan h atau y.<br /><br />Keempat, karena pada gerak vertikal ke bawah benda selalu bergerak ke bawah maka untuk mempermudah perhitungan, kita tetapkan arah ke bawah sebagai arah positif. Dengan demikian percepatan gravitasi bernilai positif (g).<br /><br />Dengan demikian, jika persamaan GLBB di atas diubah menjadi persamaan Gerak Vertikal ke bawah, maka akan kita peroleh persamaan Gerak Vertikal ke bawah sebagai berikut :<br /><br />vt = vo + gt<br /><br />h = vo t + ½ gt2<br /><br />vt2 = vo2 + 2gh<br /><br /><br />Contoh soal 1 :<br /><br />Misalnya anda memanjat pohon mangga untuk memetik buah mangga. Setelah dipetik, buah mangga anda lempar ke bawah dari ketinggian 10 meter, dengan kecepatan awal 5 m/s. Berapa kecepatan buah mangga ketika menyentuh tanah ? g = 10 m/s2<br /><br />Panduan jawaban :<br /><br />Karena diketahui h, vo dan g, maka kita menggunakan persamaan :<br /><br />vt2 = vo2 + 2gh<br /><br />vt2 = (5 m/s)2 + 2(10 m/s2) (10 m)<br /><br />vt2 = 25 m2/s2 + 200 m2/s2<br /><br />vt2 = 225 m2/s2<br /><br />vt = 15 m/s<br /><br /><br /><br />Contoh soal 2 :<br /><br />Dari atap rumah, anda melempar sebuah bola ke bawah dengan kecepatan 10 m/s. Jika anda berada pada ketinggian 20 m dari permukaan tanah, berapa lama bola yang anda lemparkan berada di udara sebelum menyentuh permukaan tanah ? g = 10 m/s2<br /><br />Panduan jawaban :<br /><br />Untuk menghitung selang waktu yang dibutuhkan bola ketika berada di udara, kita bisa menggunakan persamaan :<br /><br />vt = vo + gt<br /><br />Berhubung kecepatan akhir bola (vt) belum diketahui, maka terlebih dahulu kita hitung kecepatan akhir bola sebelum menyentuh permukaan tanah :<br /><br />Karena diketahui telah diketahui h, vo dan g, maka kita menggunakan persamaan :<br /><br />vt2 = vo2 + 2gh<br /><br />vt2 = (10 m/s)2 + 2(10 m/s2) (20 m)<br /><br />vt2 = 100 m2/s2 + 400 m2/s2<br /><br />vt2 = 500 m2/s2<br /><br />vt = 22,36 m/s<br /><br /><br />Sekarang kita masukan nilai vt ke dalam persamaan vt = vo + gt<br /><br /><br /><br />< ![endif]--><br /><br />Jadi setelah dilempar, bola berada di udara selama 1,2 sekon.<br /><br /><br /><br />GERAK VERTIKAL KE ATAS<br /><br /><br />Setelah pemanasan dengan soal gerak vertikal ke bawah yang gurumuda sajikan di atas, sekarang mari kita bergulat lagi dengan Gerak Vertikal ke Atas. Analisis Gerak Jatuh Bebas dan Gerak Vertikal ke bawah lebih mudah dibandingkan dengan Gerak Vertikal ke atas. Hala… gampang kok… santai saja. Oya, sebelumnya terlebih dahulu anda pahami konsep Gerak Vertikal ke atas yang akan dijelaskan berikut ini.<br /><br />Gerak vertikal ke atas itu bagaimana ? apa bedanya gerak vertikal ke atas dengan gerak vertikal ke bawah ?<br /><br />Ada bedanya….<br /><br />Pada gerak vertikal ke bawah, benda hanya bergerak pada satu arah. Jadi setelah diberi kecepatan awal dari ketinggian tertentu, benda tersebut bergerak dengan arah ke bawah menuju permukaan bumi. Terus bagaimana dengan Gerak Vertikal ke atas ?<br /><br />Pada gerak vertikal ke atas, setelah diberi kecepatan awal, benda bergerak ke atas sampai mencapai ketinggian maksimum. Setelah itu benda bergerak kembali ke permukaan bumi. Dinamakan Gerak Vertikal Ke atas karena benda bergerak dengan arah ke atas alias menjahui permukaan bumi. Persoalannya, benda tersebut tidak mungkin tetap berada di udara karena gravitasi bumi akan menariknya kembali. Dengan demikian, pada kasus gerak vertikal ke atas, kita tidak hanya menganalisis gerakan ke atas, tetapi juga ketika benda bergerak kembali ke permukaan bumi… ini yang membuat gerak vertikal ke atas sedikit berbeda…<br /><br />Karena gerakan benda hanya dipengaruhi oleh percepatan gravitasi yang bernilai tetap, maka gerak vertikal ke atas termasuk gerak lurus berubah beraturan. Dengan demikian, untuk menurunkan persamaan Gerak Vertikal ke atas, kita tetap menggunakan persamaan GLBB.<br /><br />Kita tulis kembali ketiga persamaan GLBB :<br /><br />vt = vo + at<br /><br />s = vo t + ½ at2<br /><br />vt2 = vo2 + 2as<br /><br /><br />Ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan dalam menganalisis Gerak Vertikal ke atas<br /><br />Pertama, percepatan pada gerak vertikal = percepatan gravitasi ( a = g). Ketika benda bergerak ke atas, percepatan gravitasi bekerja pada benda tersebut dengan arah ke bawah. Masa sich ? Kalau percepatan gravitasi bekerja ke atas, maka benda akan terus bergerak ke atas alias tidak kembali ke permukaan bumi. Tapi kenyataannya tidak seperti itu… Dengan demikian, percepatan gravitasi bernilai negative. Lalu mengapa pada gerak vertikal ke bawah, g bernilai positif ? pada kasus gerak vertikal ke bawah, percepatan gravitasi yang bekerja pada benda tersebut juga berarah ke bawah. Tanda positif itu hanya ketetapan untuk memudahkan perhitungan. Pertimbangannya, pada gerak vertikal ke bawah, arah gerakan benda hanya ke bawah, sehingga ketika ditetapkan tanda positif, hal itu tidak terlalu berpengaruh.<br /><br />Pada gerak vertikal ke atas, kita tidak bisa menetapkan arah positif atau negative karena benda bergerak dalalam dua arah alias ke atas dan ke bawah. Kita tetap mengacu pada arah percepatan gravitasi yang sesungguhnya… yakni ke bawah (g bernilai negative)<br /><br />Kedua, karena benda bergerak vertikal maka s bisa kita ganti dengan h atau y.<br /><br />Ketiga, pada titik tertinggi, tepat sebelum berbalik arah, kecepatan benda = 0.<br /><br /><br />Jika persamaan GLBB di atas diubah menjadi persamaan Gerak Vertikal ke atas, maka akan diperoleh persamaan berikut ini :<br /><br />vt = vo - gt<br /><br />h = vo t - ½ gt2<br /><br />vt2 = vo2 - 2gh<br /><br /><br /><br />Contoh soal 1 :<br /><br />Sebuah bola dilempar ke atas dan mencapai titik tertinggi 10 meter. Berapa kecepatan awalnya ? g = 10 m/s2<br /><br />Panduan jawaban :<br /><br />Ingat ya, pada titik tertinggi kecepatan bola = 0.<br /><br />Soal ini gampang… karena diketahui kecepatan akhir (vt = 0) dan tinggi (h = 10 m), sedangkan yang ditanyakan adalah kecepatan awal (vo), maka kita menggunakan persamaan :<br /><br />vt2 = vo2 - 2gh<br /><br />0 = vo2 - 2(10 m/s2) (10 m)<br /><br />vo2 = 200 m2/s2<br /><br />vo = 14,14 m/s<br /><br /><br /><br />Contoh soal 2 :<br /><br />Sebuah bola dilempar ke atas dengan kecepatan 40 m/s. Berapa ketinggian maksimum yang dapat dicapai bola ? Hitung juga waktu tempuh bola sejak dilempar hingga mencapai ketinggian maksimum. g = 10 m/s2<br /><br />Panduan jawaban :<br /><br />Karena diketahui kecepatan awal (vo = 40 m/s), kecepatan akhir (vt = 0), maka untuk menghitung ketinggian maksimum kita menggunakan persamaan :<br /><br /></span>HMJ Fisika Unismuh Makassarhttp://www.blogger.com/profile/03445873616506657296noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-7014054593123671081.post-73333246856129106322009-01-26T12:16:00.000-08:002009-01-26T12:18:16.236-08:00Teori Belajar KognitifPsikologi pembelajaran kognitif mengatakan bahwa perilaku manusia tidak ditentukan oleh stimulus yang berada diluar dirinya, melainkan oleh faktor yang ada pada dirinya sendiri. Faktor-faktor internal itu berupa kemampuan atau potensi yang berfungsi untuk mengenal dunia luar, dan dengan pengenalan itu manusia mampu memberikan respon terhadap stimulus. Berdasarkan pada pandangan itu teori psikoloig kognitif memandang beljar sebagai proses pemfungsian unsur-unsur kognisi terutama pikiran, untuk dapat mengenal dan memahami stimulus yang datang dari luar. Dengan kata lain, aktivitas belajar manusia ditentukan pada proses internal dalam berpikir yakni pengolahan informasi.<br />Intisari dari teori belajar konstruktivisme adalah bahwa belajar merupakan proses penemuan (discovery) dan transformasi informasi kompleks yang berlangsung pada diri seseorang. Individu yang sedang belajar dipandang sebagai orang yang secara konstan memberikan informasi baru untuk dikonfirmasikan dengan prinsip yang telah dimiliki, kemudian merevisi prinsip tersebut apabila sudah tidak sesuai dengan informasi yang baru diperoleh . Agar siswa mampu melakukan kegiatan belajar, maka ia harus melibatkan diri secara aktif.<br /><span class="fullpost"><br /><br />1. Teori Perkembangan Piaget<br />Ada empat tahap yang mengiringi perkembangan kognitif menurut Piaget yaitu tahap (1) sensory motor; (2) pre operational; (3) concrete operational dan (4) formal operational. Menurut Piaget, bahwa belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik. Peserta didik hendaknya diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan obyek fisik, yang ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan tilikan dari guru. Guru hendaknya banyak memberikan rangsangan kepada peserta didik agar mau berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, mencari dan menemukan berbagai hal dari lingkungan.<br />Implikasi teori perkembangan kognitif Piaget dalam pembelajaran adalah :<br />1. Bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena itu guru mengaja dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berfikir anak.<br />2. Anak-anak akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan dengan baik. Guru harus membantu anak agar dapat berinteraksi dengan lingkungan sebaik-baiknya.<br />3. Bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing.<br />4. Berikan peluang agar anak belajar sesuai tahap perkembangannya.<br />5. Di dalam kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling berbicara dan diskusi dengan teman-temanya.<br />Piaget membagi tahap perkembangan kognitif seseorang menjadi empat tahap yaitu :<br />a. Tahap Sensorimotor (umur 0-2 tahun)<br />Ciri-ciri :<br />1. Pertumbuhan kemampuan anak dilihat dari kegiatan motorik dan persepsinya.<br />2. Dilakukan langkah demi langkah<br />3. Melihat dirinya berbeda dari orang di sekitarnya<br />4. Lebih banyak memakai indra pendengaran dan penglihatan<br />5. Mendefinisikan sesuatu dengan memanipulasinya<br /><br />b. Tahap Preoperasional (umur 2-7/8 tahun)<br />Ciri-ciri :<br />1. Telah mampu menggunakan penglihatannya dengan baik ditandai dengan mengklasifikasikan objek pada tingkat dasar secara tunggal dan mencolok.<br />2. Tidak mampu memusatkan perhatian pada objek-objek yang berbeda namun mampu mengurutkan barang sesuai dengan kriteria.<br />3. Mulai mengetahui hubungan secara logis terhadap hal-hal yang lebih kompleks.<br />4. Memperoleh prinsip-prinsip secara benar<br /><br />c. Tahap Operasional Konkret (umur 7 atau 8-11 atau 12 tahun)<br />Ciri-Ciri :<br />1. Sudah mulai menggunakan aturan-aturan yang jelas dan logis, dan ditandai adanya reversible dan kekekalan.<br />2. Telah memiliki kecakapan berfikir logis namun hanya benda-benda yang bersifat konkret.<br />3. Mampu melakukan pengklasifikasian namun masih tetap berfikir abstrak.<br /><br />d. Tahap Operasional Formal (umur 11/12-18 tahun)<br />Ciri-ciri :<br />1. Mampu berfikir abstrak dan logis dengan menggunakan pola piker “kemungkinan”.<br />2. Bekerja secara sistematis dan efektif.<br />3. Menganalisis secara kombinasi<br /><br />2. Teori Belajar Menurut Bruner<br />Dalam teori belajarnya Jerome Bruner berpendapat bahwa kegiatan belajar akan berjalan baik dan kreatif jika siswa dapat menemukan sendiri suatu aturan atau kesimpulan tertentu. Dalam hal ini Bruner membedakan menjadi tiga tahap. Ketiga tahap itu adalah: (1) tahap informasi, yaitu tahap awal untuk memperoleh pengetahuan atau pengalaman baru, (2) tahap transformasi, yaitu tahap memahami, mencerna dan menganalisis pengetahuan baru serta ditransformasikan dalam bentuk baru yang mungkin bermanfaat untuk hal-hal yang lain, dan (3) evaluasi, yaitu untuk mengetahui apakah hasil tranformasi pada tahap kedua tadi benar atau tidak. <br />Bruner mempermasalahkan seberapa banyak informasi itu diperlukan agar dapat ditransformasikan . Perlu Anda ketahui, tidak hanya itu saja namun juga ada empat tema pendidikan yaitu: (1) mengemukakan pentingnya arti struktur pengetahuan, (2) kesiapan (readiness) siswa untuk belajar, (3) nilai intuisi dalam proses pendidikan dengan intuisi, (4) motivasi atau keinginan untuk belajar.siswa, dan curu untuk memotivasinya.<br />Dengan demikian Bruner menegaskan bahwa mata pelajaran apapun dapat diajarkan secara efektif dengan kejujuran intelektual kepada anak, bahkan dalam tahap perkembangan manapun. Bruner beranggapan bahwa anak kecilpun akan dapat mengatasi permasalahannya, asalkan dalam kurikulum berisi tema-tema hidup, yang dikonseptualisasikan untuk menjawab tiga pertanyaan, yaitu: <br />Berdasarkan uraian di atas teori belajar Bruner, dapat disimpulkan bahwa dalam proses belajar terdapat tiga tahap, yaitu informasi, trasformasi, dan evaluasi. Lama tidaknya masing-masing tahap dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain banyak informasi, motivasi, dan minat siswa. <br />3. Teori Bermakna Ausubel<br />David Ausubel merupakan salah satu tokoh ahli psikologi kognitif yang berpendapat bahwa keberhasilan belajar siswa sangat ditentukan oleh kebermaknaan bahan ajar yang dipelajari. Hudoyo, H (1990:54) menyatakan bahwa Ausubel menggunakan istilah “pengatur lanjut” (advance organizers) dalam penyajian informasi yang dipelajari peserta didik agar belajar menjadi bermakna. Selanjutnya dikatakan bahwa “pengatur lanjut” itu terdiri dari bahan verbal di satu pihak, sebagian lagi merupakan sesuatu yang sudah diketahui peserta didik di pihak lain.<br />Dengan demikian kunci keberhasilan belajar terletak pada kebermaknaan bahan ajar yang diterima atau yang dipelajari oleh siswa.. Ausubel tidak setuju dengan pendapat bahwa kegiatan belajar penemuan lebih bermakna dari pada kegiatan belajar. Dengan ceramahpun asalkan informasinya bermakna bagi peserta didik, apalagi penyajiannya sistimatis akan diperoleh hasil belajar yang baik pula. <br />Ausubel mengidentifikasikan empat kemungkinan tipe belajar, yaitu (1) belajar dengan penemuan yang bermakna, (2) belajar dengan ceramah yang bermakna, (3) Belajar dengan penemuan yang tidak bermakna, dan (4) belajar dengan ceramah yang tidak bermakna. Dia berpendapat bahwa menghafal berlawanan dengan mermakna, karena belajar dengan menghafal peserta didik tidak dapat mengaitkan informasi yang diperoleh itu dengan pengetahuan yang telah dimilikinya. <br />Dengan demikian bahwa belajar itu akan lebih berhasil jika materi yang dipelajari bermakna. Dalam kegiatan belajar terdapat empat kemungkinan tipe belajar, yaitu (1) belajar dengan penemuan yang bermakna, (2) belajar dengan ceramah yang bermakna, (3) Belajar dengan penemuan yang tidak bermakna, dan (4) belajar dengan ceramah yang tidak bermakna <br /> </span>HMJ Fisika Unismuh Makassarhttp://www.blogger.com/profile/03445873616506657296noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7014054593123671081.post-71257331432757022582009-01-26T12:12:00.000-08:002009-01-26T12:15:24.688-08:00Teori Belajar BehavioristikTeori belajar behavioristik menjelaskan belajar itu adalah perubahan perilaku yang dapat diamati, diukur dan dinilai secara konkret. Perubahan terjadi melalui rangsangan (stimulans) yang menimbulkan hubungan perilaku reaktif (respon) berdasarkan hukum-hukum mekanistik. Stimulans tidak lain adalah lingkungan belajar anak, baik yang internal maupun eksternal yang menjadi penyebab belajar. Sedangkan respons adalah akibat atau dampak, berupa reaksi fifik terhadap stimulans. Belajar berarti penguatan ikatan, asosiasi, sifat da kecenderungan perilaku S-R (stimulus-Respon).<br />Teori Behavioristik:<br />1.Mementingkan faktor lingkungan<br />2.Menekankan pada faktor bagian<br />3.Menekankan pada tingkah laku yang nampak dengan mempergunakan metode obyektif.<br />4.Sifatnya mekanis<br />5.Mementingkan masa lalu<br /><span class="fullpost"><br />A. Teori Connectionisme Thorndike<br />Menurut Thorndike, belajar merupakan peristiwa terbentuknya asosiasi-asosiasi antara peristiwa-peristiwa yang disebut stimulus (S) dengan respon (R ). Stimulus adalah suatu perubahan dari lingkungan eksternal yang menjadi tanda untuk mengaktifkan organisme untuk beraksi atau berbuat sedangkan respon dari adalah sembarang tingkah laku yang dimunculkan karena adanya perangsang. Dari eksperimen kucing lapar yang dimasukkan dalam sangkar (puzzle box) diketahui bahwa supaya tercapai hubungan antara stimulus dan respons, perlu adanya kemampuan untuk memilih respons yang tepat serta melalui usaha –usaha atau percobaan-percobaan (trials) dan kegagalan-kegagalan (error) terlebih dahulu. Bentuk paling dasar dari belajar adalah “trial and error learning atau selecting and connecting learning” dan berlangsung menurut hukum-hukum tertentu. Oleh karena itu teori belajar yang dikemukakan oleh Thorndike ini sering disebut dengan teori belajar koneksionisme atau teori asosiasi. Adanya pandangan-pandangan Thorndike yang memberi sumbangan yang cukup besar di dunia pendidikan tersebut maka ia dinobatkan sebagai salah satu tokoh pelopor dalam psikologi pendidikan.<br />Teori koneksionisme menyebutkan pula konsep transfer of training, yaiyu kecakapan yang telah diperoleh dalam belajar dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang lain. Perkembangan teorinya berdasarkan pada percobaan terhadap kucing dengan problem box-nya.<br />B. Teori Conditioning Pavlov<br />Classic conditioning ( pengkondisian atau persyaratan klasik) adalah proses yang ditemukan Pavlov melalui percobaannya terhadap anjing, dimana perangsang asli dan netral dipasangkan dengan stimulus bersyarat secara berulang-ulang sehingga memunculkan reaksi yang diinginkan.<br />Eksperimen-eksperimen yang dilakukan Pavlov dan ahli lain tampaknya sangat terpengaruh pandangan behaviorisme, dimana gejala-gejala kejiwaan seseorang dilihat dari perilakunya. Hal ini sesuai dengan pendapat Bakker bahwa yang paling sentral dalam hidup manusia bukan hanya pikiran, peranan maupun bicara, melainkan tingkah lakunya. Pikiran mengenai tugas atau rencana baru akan mendapatkan arti yang benar jika ia berbuat sesuatu (Bakker, 1985).<br />Bertitik tolak dari hal tersebut diatas, dapat diartikan bahwa belajar merupakan suatu upaya untuk mengkondisikan pembentukan suatu perilaku atau respon terhadap sesuatu. Jika pada pengkondisian (conditioning) yang diberi kondisi adalah perangsangnya (stimulus), maka pada teori penguatan yang dikondisi atau diperkuat adalah responnya.<br />C. Teori Operan Conditioning Skinner<br />B.F. Skinner berkebangsaan Amerika dikenal sebagai tokoh behavioris dengan pendekatan model instruksi langsung dan meyakini bahwa perilaku dikontrol melalui proses operant conditioning. Di mana seorang dapat mengontrol tingkah laku organisme melalui pemberian reinforcement yang bijaksana dalam lingkungan relatif besar. Dalam beberapa hal, pelaksanaannya jauh lebih fleksibel daripada conditioning klasik. Gaya mengajar guru dilakukan dengan beberapa pengantar dari guru secara searah dan dikontrol guru melalui pengulangan dan latihan. <br />Menajemen Kelas menurut Skinner adalah berupa usaha untuk memodifikasi perilaku antara lain dengan proses penguatan yaitu memberi penghargaan pada perilaku yang diinginkan dan tidak memberi imbalan apapun pada perilaku yanag tidak tepat. Operant Conditioning adalah suatu proses perilaku operant ( penguatan positif atau negatif) yang dapat mengakibatkan perilaku tersebut dapat berulang kembali atau menghilang sesuai dengan keinginan. <br />Skinner membuat eksperimen sebagai berikut :<br /> Dalam laboratorium Skinner memasukkan tikus yang telah dilaparkan dalam kotak yang disebut “skinner box”, yang sudah dilengkapi dengan berbagai peralatan yaitu tombol, alat pemberi makanan, penampung makanan, lampu yangdapat diatur nyalanya, dan lantai yanga dapat dialir listrik. Karena dorongan lapar tikus beruasah keluar untuk mencari makanan. Selam tikus bergerak kesana kemari untuk keluar dari box, tidak sengaja ia menekan tombol, makanan keluar. Secara terjadwal diberikan makanan secara bertahap sesuai peningkatan perilaku yang ditunjukkan si tikus, proses ini disebut shapping.<br /> Berdasarkan berbagai percobaannya pada tikus dan burung merpati Skinner mengatakan bahwa unsur terpenting dalam belajar adalah penguatan. Maksudnya adalah pengetahuan yang terbentuk melalui ikatan stimulus respon akan semakin kuat bila diberi penguatan. Skinner membagi penguatan ini menjadi dua yaitu penguatan positif dan penguatan negatif. Bentuk bentuk penguatan positif berupa hadiah, perilaku, atau penghargaan. Bentuk bentuk penguatan negatif antara lain menunda atau tidak memberi penghargaan, memberikan tugas tambahan atau menunjukkan perilaku tidak senang.<br />Beberapa prinsip Skinner antara lain :<br />1.Hasil belajar harus segera diberitahukan kepada siswa, jika salah dibetulkan, jika bebar diberi penguat.<br />2.Proses belajar harus mengikuti irama dari yang belajar.<br />3.Materi pelajaran, digunakan sistem modul.<br />4.Dalam proses pembelajaran, tidak digunkan hukuman. Untuk itu lingkungan perlu diubah, untukmenghindari adanya hukuman.<br />5.dalam proses pembelajaran, lebih dipentingkan aktifitas sendiri.<br />6.Tingkah laku yang diinginkan pendidik, diberi hadiah, dan sebaiknya hadiah diberikan dengan digunakannya jadwal variabel Rasio rein forcer.<br />7.Dalam pembelajaran digunakan shaping.<br /></span>HMJ Fisika Unismuh Makassarhttp://www.blogger.com/profile/03445873616506657296noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7014054593123671081.post-19708135476560311582009-01-26T12:01:00.000-08:002009-01-26T12:06:58.234-08:00Teori Belajar Menurut IslamKemampuan untuk belajar merupakan sebuah karunia Allah yang mampu membedakan manusia dangan makhluk yang lain. Allah menghadiahkan akal kepada manusia untuk mampu belajr dan menjadi pemimpin di dunia ini.<br /><br />Pendapat yang mengatakan bahwa belajar sebagai aktifitas yang tidak dapat dari kehidupan manusia, ternyata bukan berasal dari hasil renungan manusia semata. Ajaran agama sebagai pedoman hidup manusia juga menganjurkan manusia untuk selalu malakukan kegiatan belajar. Dalam AlQur’an, kata al-ilm dan turunannya berulang sebanyak 780 kali. Seperti yang termaktub dalam wahyu yang pertama turun kepada baginda Rasulullah SAW yakni Al-‘Alaq ayat 1-5. Ayat ini menjadi bukti bahwa Al-Qur’an memandang bahwa aktivitas belajar merupakan sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Kegiatan belajar dapat berupa menyampaikan, menelaah,mencari, dan mengkaji, serta meniliti. Selain Al-Qur’an, Al Hadist juga banyak menerangkan tentang pentingnya menuntut ilmu. Misalnya hadist berikut ini;<br /><br /><em>“Mencari ilmu itu wajib bagi setiap muslim; carilah ilmu walaupun di negeri cina; carilah ilmu sejak dalam buaian hingga ke liang lahat; para ulama itu pewaris Nabi; pada hari kiamat ditimbanglah tinta ulama dengan dara syuhada, maka tinta ulama dilebihkan dari ulama”<br /></em><span class="fullpost"><br /><br /><strong>a. Arti Penting Belajar menurut Al-Qur’an</strong><br />1. Bahwa orang yang belajar akan mendapatkan ilmu yang dapa digunakan untuk memecahkan segala masalah yang dihadapinya di kehidupan dunia.<br />2. Manusia dapat mengetahui dan memahami apa yang dilakukannya karena Allah sangat membenci orang yang tidak memiliki pengetahuan akan apayang dilakukannya karena setiap apa yang diperbuat akan dimintai pertanggungjawabannya.<br />3. Dengan ilmu yang dimilikinya, mampu mengangkat derajatnya di mata Allah.<br /><br /><strong>b. Cara Belajar</strong><br />1. Belajar melalui imitasi<br />Di awal perkembangannya, seorang bayi hanya mengikuti apa yang dilakukan ibunya dan orang-orang yang berada di dekatnya. Ketika dewasa, tingkat perkembangan manusia semakin kompleks meskipun meniru masih menjadi salah satu cara untuk belajar. Tetapi, sumber belajar itu tidak lagi berasal dari orang tua ataupun orang-orang yang berada di dekatnya melainkan orang-orang yang sudah mereka kenal misalnya, orang terkenal, penulis, ulama dan lain-lain.<br />Di dalam Islam, dapat ditemui juga hal yang demikian. Mari kita lihat sepasang saudara kembar, Qabil dan Habil. Banyak juga di dalam Al-Qur’an yang mencoba menerangkan tentang salah satu varian yang seperti demikian. Karena tabiat manusia yang cenderung untuk meniru, maka teladan yang baik merupakan sesuatu yang sangat penting dalam membentuk perilaku manusia.<br /><strong>2. Pengalaman Praktis dan trial and error.<br /></strong>Dalam hidup, manusia terkadang menghadapi situasi yang menuntutnya untuk cepat tanggap terhadapa permasalahan yang ada tanpa ada pembelajaran sebelumnya. Sehingga, manusia terkadang mencoba-coba segala cara untuk menyelesaikan masalah tersebut. </span><br /><span class="fullpost"><br /><strong>3. Berfikir</strong><br />Berfikir merupakan salah satu pilihan manusia untuk mencoba memperoleh informasi. Dengan berfikir, manusia dapat belajar dengan melakukan trial and error secara intelektual (Ustman Najati, 2005). Dalam proses berfikir, manusia sering menghadirkan beberapa macam solusi atas permasalah yang didapatkannya sebelum akhirnya mereka menjatuhkan pilihan pada satu solusi. Oleh karena itu, para psikolog mengatakan bahwa berfikir merupakan proses belajar yang paling tinggi.<br /><br />Dalam Al-Qur’an, banyak sekali ayat yang memerintahkan manusia untuk selalu menggunakan akal dan memahami dan merenungi segala ciptaan dan kebesaran Allah di alam ini. Antara lain seperti Q.S.Al-Ghasyiah : 17-20, Q.S.Qaf : 6-10, Q.S. Al-An’am: 95, Q.S. Al-Anbiya : 66-67. Selanjutnya, salah satu metode yang dapat memperjelas dan memahami sebuah pemikiran seseorang adalah dengan menggunakan diskusi, dialog, konsultasi dan berkomunikasi dengan orang lain (Utsman Najati, 2005). Hal senada juga pernah diungkapkan oleh salah satu Vygotsky, yang menyatakan bahwa perkembangan kognitif seseorang akan berkembang apabila dia berinteraksi dengan orang lain, dengan demikian, belajar manusia dapat berkembang ketika kognitif mereka berkembang.<br /><br />Ustman Najati menyatakan bahwa aktivitas berfikir manusia saat belajar tidak selalu menghasilkan pemikiran yang benar. Adakalanya kesalahan mewawrnai proses penetuan solusi atas masalah yang dihadapi. Dan dalam kondisi seperti ini, manusia sering mengalami hambatan dan berfikir statis dalam berpikir, dan tidak mau menerima pendapat-pendapat dan pikiran-pikiran baru.<br /><br /><strong>c. Sarana Belajar</strong><br />1. Sarana Fisik<br />Terdapat dua panca indera manusia yang membantunya untuk melakukan kegiatan belajar yakni, mata dan telinga. Tidak bisa dipungkiri kedua panca indera ini menjadi sesuatu yang mutlak digunakan ketika belajar. Dua panca indera ini pula sering disebutkan dalam Al-Qur’an. Meskipun demikian, indra peraba, perasa, dan penciuman juga mampu memberikan kontribusi pada saat belajar.<br /><br />2. Sarana Psikis<br />Akal dan qalb merupakan bagian dari saran psikis. Akal dapat diartikan sebagai daya pikir atau potensi intelegensi (Bastaman, 1997). Akal identik dengan daya pikir otak yang mengantarkannya pada pemikiran yang logis dan rasional. Sedangkan qalb mempunyai dua arti, yakni fisik dan metafisik. Qalbu dalam arti fisik adalah jantung dan dana dalam arti metafisik adalah karunia Tuhan yang halus yang bersifat rohaniah dan ketuhanan yang ada hubungannya dengan jantung.<br /><br /><strong>2. Konsep Belajar menurut Tokoh-Tokoh Islam<br />1. Al-Ghazali</strong><br />Dalam pemahaman beliau, seorang filsuf pendidikan di kalangan Islam, pendekatan belajar dalam mencari ilmu dapat dilakukan dengan melakukan dua pendekatan, yakni ta’lim insani dan ta’lim rabbani. Ta’lim insani adalah belajar dengan bimbingan manusia. Pendekatan ini merupakan hal yang lazim dilakukani oleh manusia dan biasanya menggunakan alat indrawi yang diakui oleh orang yang berakal.<br />Menurut Al Ghazali, dalam proses belajar mengajar sebenarnya terjadi eksplorasi pengetahuan sehingga menghasilkan perubahan-perubahan perilaku. Dalam proses ini, anak didik akan mengalami proses mengetahui yaitu proses abstraksi. Al Ghazali kemudian membagi abstraksi ini menjadi empat tahap, yakni terjadi pada indra, terjadi pada al-khayal .<br /><br /><strong>2. Al-Zarnuji</strong><br />Menurut al-Zarnuji, belajar bernilai ibadah dan mengantarkan seseorang untuk memperoleh kebahagiaan duniawi dan ukhrawi. Karenanya, belajar harus diniati untuk mencari ridha Allah, kebahagiaan akhirat, mengembangkan dan melestarikan Islam, mensyukuri nikmat akal, dan menghilangkan kebodohan.<br /><br />Dimensi duniawi yang dimaksud adalah sejalan dengan konsep pemikiran para ahli pendidikan, yakni menekankan bahwa proses belajar-mengajar hendaknya mampu menghasilkan ilmu yang berupa kemampuan pada tiga ranah yang menjadi tujuan pendidikan/ pembelajaran, baik ranah kognitif, afektif, maupun psikomotorik.<br />Adapun dimensi ukhrawi, Al-Zarnuji menekankan agar belajar adalah proses untuk mendapat ilmu, hendaknya diniati untuk beribadah. Artinya, belajar sebagai manifestasi perwujudan rasa syukur manusia sebagai seorang hamba kepada Allah SWT yang telah mengaruniakan akal. Lebih dari itu, hasil dari proses belajar-mengajar yang berupa ilmu (kemampuan dalam tiga ranah tersebut), hendaknya dapat diamalkan dan dimanfaatkan sebaik mungkin untuk kemaslahatan diri dan manusia. Buah ilmu adalah amal. Pengamalan serta pemanfaatan ilmu hendaknya dalam koridor keridhaan Allah, yakni untuk mengembangkan dan melestarikan agama Islam dan menghilangkan kebodohan, baik pada dirinya maupun orang lain. Inilah buah dari ilmu yang menurut al-Zarnuji akan dapat menghantarkan kebahagiaan hidup di dunia maupun akhirat kelak.<br />Dalam konteks ini, para pakar pendidikan Islam termasuk al-Zarnuji mengatakan bahwa para guru harus memiliki perangai yang terpuji. Guru disyaratkan memiliki sifat wara’ (meninggalkan hal-hal yang terlarang), memiliki kompetensi (kemampuan) dibanding muridnya, dan berumur (lebih tua usianya). Di samping itu, al-Zarnuji menekankan pada “kedewasaan” (baik ilmu maupun umur) seorang guru. Hal ini senada dengan pernyataan Abu Hanifah ketika bertemu Hammad, seraya berkata: “Aku dapati Hammad sudah tua, berwibawa, santun, dan penyabar. Maka aku menetap di sampingnya, dan akupun tumbuh dan berkembang.<br /><br /></span>HMJ Fisika Unismuh Makassarhttp://www.blogger.com/profile/03445873616506657296noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7014054593123671081.post-71961558040036255052009-01-20T23:10:00.000-08:002009-01-20T23:23:02.164-08:00Ada 10 Planet Baru di Luar Tata SuryaMungkin teman-teman belum tahu bahwa di luar kesembilan planet yang mengisi galaksi bima sakti kita ternyata masih ada planet lain di luar kesembilan planet itu. Bahkan jumlahnya mencapai sepuluh. Mau tahu lebih jelas plenet apa saja yang telah ditemukan? Yuk kita simak sama-sama...<br /><br />Baru-baru ini sebuah kelompok astronom internasional telah menemukan 10 planet baru yang pusat orbitnya bukan matahari. Tim itu menggunakan kamera robotik yang mendapatkan informasi cukup banyak tentang dunia lain tersebut, bahkan ada yang cukup eksotis. Sistem ini diharap akan merevolusi pandangan ilmu pengetahuan tentang pembentukan planet.<br /><br />Dua diantara kelompok astronom itu berasal dari A.S, Rachel Street dan Tim Lister. Street adalah mahasiswa pasca-sarjana di University of California, Santa Barbara dan Las Cumbres Observatory Global Telescope Network (LCOGTN) di Santa Barbara. Lister adalah pimpinan proyek di LCOGTN.<br /><br />Pemimpin tim, Don Pollaco dari Queen’s University, Belfast, Irlandia Utara, akan mengumumkan penemuannya pada pidato di pertemuan astronom nasional Royal Astronomical Society’s di Inggris pada hari rabu 2 April.<br /><br />Kolaborasi internasional ini disebut “SuperWASP,” untuk Pencarian untuk Planet(Wide Area Search for Planets).<br /><br />Teknik penemuan planet ini memberi informasi lebih tentang pembentukan dan evolusi planet daripada teknik gravitasi. Astronom mencari “transits,” momen dimana planet lewat didepan bintangnya, sama seperti gerhana di bumi.<br /><br />Pada 6 bulan terakhir tim SuperWASP menggunakan 2 kamera di kepulauan Canary dan Afrika Selatan untuk menemukan 10 planet baru diluar tata surya.<br /><span class="fullpost"><br /><br />Dengan teknik gravitasi, ilmuwan telah menemukan 270 planet diluar tata surya sejak awal 1990. Mereka mengukur gaya tarik gravitasi pada bintang yang berasal dari planet yang mengelilinginya. Ketika planet bergerak maka gaya tarik itu berubah. Tetapi hal ini baru dapat menemukan planet baru jika suatu bintang diamati dalam beberapa minggu atau bulan, sehingga kecepatan penemuannya lambat.<br /><br />Teknik SuperWASP meliputi 2 set kamera yang mengamati kejadian transit dimana planet tepat berada didepan bintangnya sehingga memblok cahaya bintang yang mengakibatkan bintang tersebut terlihat dari bumi lebih pucat. Kamera SuperWASP bekerja sebagai robot, mengamati area luas dari langit pada sekali pandang. Setiap malam astronom menerima data tentang jutaan bintang. Mereka mencari data transit dan menemukan planet. Teknik transit juga memungkinkan ilmuwan untuk menyimpulkan ukuran dan massa planet.<br /><br />Kolaborator dari seluruh dunia mengikuti setiap kemungkinan planet yang ditemukan SuperWASP dengan observasi lebih detil untuk mengkonfirmasi atau menolak penemuan tersebut.<br />Astronom yang bekerja di Las Cumbres Observatory Global Telescope Network (LCOGTN) bekerjasama dengan UC Santa Barbara memakai teleskop robotik di Arizona, Hawaii, dan Australia. Teleskop tersebut menyediakan data berkualitas tinggi untuk dipilih untuk observasi lebih lanjut. Data ini bersama data dari Nordic Optical Telescope di La Palma, Spanyol; the Swiss Euler Telescope di Cili; dan the Observatoire de Haute Provence di Perancis Selatan; memberi konfirmasi akhir adanya penemuan baru.<br /><br />Total 46 planet telah ditemukan terhadap bintang transitnya. Sejak dioperasikan tahun 2004, kamera SuperWASP telah menemukan 15 bintang dan merupakan survey transit tersukses di dunia.<br />Planet yang ditemukan SuperWASP bermassa diantara separuh sampai delapan kali massa planet terbesar di tata surya yaitu Jupiter.<br /><br />Angka dari dunia baru ini cukup menakjubkan. Sebagai contoh satu tahun versi WASP-12b, adalah setara dengan sehari lebih sedikit waktu bumi. Planet ini sangat dekat dengan bintangnya sehingga suhu siang harinya dapat mencapai 2300 derajat Celsius.<br /><br />Lister dan Street dari LCOGTN/UCSB sangat gembira dengan hasil ini. Street menggambarkan penemuan ini sebagai langkah maju yang sangat besar bagi bidangnya.<br />Lister mengatakan, “Banyaknya penemuan baru dari SuperWASP akan merevolusi pengertian kita tentang pembentukan planet. Jaringan teleskop fleksibel global milik LCOGTN memainkan peranan terpenting dari usaha dunia untuk mempelajari planet baru.” <span style="font-weight: bold;">(aw)</span><br /></span>HMJ Fisika Unismuh Makassarhttp://www.blogger.com/profile/03445873616506657296noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7014054593123671081.post-25836691913204625812009-01-20T23:05:00.000-08:002009-01-20T23:07:33.477-08:00'Bio Battery Gula' Menghasilkan ListrikBaru-baru ini Sony mengumumkan pengembangan ‘bio battery’ yang menghasilkan listrik dari karbohidrat (gula) dengan menggunakan enzim sebagai katalis dengan memakai prinsip pembentukan energi pada makhluk hidup.<br /><br />Sel uji dari ‘bio battery gula’ ini telah dapat mengeluarkan daya 50 mW, tingkat tertinggi yang dapat dicapai ‘bio battery’ pasif yang ada sampai sekarang. Output sel uji tersebut mampu menjalankan walkman untuk satu daftar lagu normal.<br />Untuk mewujudkan output daya tertinggi didunia, Sony mengembangkan sistem pemecahan gula untuk menghasilkan listrik yang melibatkan imobilisasi enzim secara efisien dan sebuah mediator ( bahan konduksi listrik) serta mempertahankan aktivitas enzim pada anoda. Sony juga mengembangkan struktur katoda baru yang menyuplai oksigen ke elektroda secara efisien dan memastikan jumlah air yang cukup tetap tersedia. Pengoptimalan elektrolit untuk dua teknologi ini memungkinkan tercapainya tingkat daya yang diinginkan.<br /><br />Gula umumnya menjadi sumber energi tumbuhan yang dihasilkan melalui proses fotosintesis. Karena itu dapat diperbarui dan mudah ditemui di sebagian besar wilayah dunia, menunjukkan besarnya potensi ‘bio battery’ sebagai alat penghasil energi yang ramah lingkungan di masa depan. Dan penelitian ini telah disetujui sebagai paper akademis pada Pertemuan Nasional Masyarakat Kimia Amerika ke 234 di Boston.<br /><span class="fullpost"><br /><br />Mekanisme ‘bio battery’<br /><br />‘Bio battery’ gula ini memiliki anoda yang terdiri dari enzim pengolah gula dan mediator, dan katoda yang terdiri dari mediator dan enzim pengurang oksigen serta pemisah selofan di kedua sisi. Anode menghasilkan elektron dan hidrogen dari glukosa melalui proses berikut:<br /><br />Image<br /><br />Ion hidrogen dari proses ini akan bergerak ke katoda melalui separator. Kemudian ketika sampai di katoda, ion hidrogen dan elektron akan menyerap oksigen dari udara untuk menghasilkan air:<br /><br />Image<br /><br /><br /><br />Pencapaian penting penelitian dan pengembangan ‘bio battery’<br /><br />Melalui reaksi elektrokimia ini elektron akan melewati sirkuit luar untuk menghasilkan listrik.<br /><br />Untuk pengembangan ‘bio battery’ ini ada hal-hal penting yang harus diperhatikan, yaitu:<br /><br /> 1.<br /><br /> Adanya teknologi untuk meningkatkan imobilisasi enzim dan mediator pada elektroda.<br /> Agar penggunaan efektif glukosa terjadi, anoda harus memiliki mediator dan enzim konsentrasi tinggi dengan aktivitas yang tetap. Teknologi ini memakai dua polimer untuk merangkai komponen ke anoda. Tiap polimer bermuatan berlawanan sehingga interaksi elektrostatis antar dua polimer mengamankan enzim dan mediator. Kesetimbangan ionik dan dan imobilisasi telah dioptimalkan untuk pengekstrakan elektron dari glukosa secara efisien.<br /> 2.<br /><br /> Struktur katoda untuk penyerapan oksigen yang efisien. <br /> Air dalam katoda penting untuk menjamin kondisi optimal untuk reduksi oksigen secara efisien. ‘Bio battery’ memakai elektroda karbon berporos yang memuat enzim terimobilisasi dan mediator yang dipartisi menggunakan pemisah selofan. Optimisasi struktur elektroda dan proses pemeliharaan tingkat air yang sesuai dapat meningkatkan reaktivitas katoda.<br /> 3.<br /><br /> Optimisasi elektrolit untuk memenuhi struktur sel ‘bio battery’ <br /> Penyangga fosfat 0.1 M biasanya dipakai pada penelitian enzim, tapi penyangga dengan konsentrasi tinggi 1.0 M digunakan pada ‘bio battery’. Ini berdasarkan penelitian bahwa tingkat konsentrasi tinggi sangat efektif untuk menjaga aktivitas enzim dalam elektroda.<br /> 4.<br /><br /> Sel uji dengan daya output tinggi dan ukuran yang diinginkan.<br /> Sel uji dengan daya tinggi dan ukuran ‘bio baterry’ yang sesuai telah diproduksi dengan pemanfaatan teknologi ini. ‘Bio battery’ ini tidak memerlukan penyampuran, atau konveksi larutan glukosa atau udara; sebagai baterai pasif, cara kerjanya hanya menyuplai larutan gula ke unit baterai. Sel kubik menghasilkan 50 mW yang merupakan daya output terbesar diantara baterai tipe pasif dengan ukuran sekitar 39 mm setiap rusuknya. Dengan merangkai 4 sel kubik mampu untuk menyalakan walkman dan sepasang speaker. Tempat ‘bio battery’ gula ini terbuat dari plastik berbahan tumbuhan dan didesain dengan citra sel biologi.<br /><br />Selain itu Sony juga akan terus mengembangkan sistem imobilisasi, komposisi elektroda dan teknologi lain untuk meningkatkan daya output dan ketahanannya, dengan tujuan aplikasi praktis ‘bio battery’ dimasa depan.<br /><br /> </span>HMJ Fisika Unismuh Makassarhttp://www.blogger.com/profile/03445873616506657296noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7014054593123671081.post-38459279384713609002009-01-19T07:58:00.000-08:002009-01-27T09:39:13.417-08:00HIMAFIKA Gelar Tiga Event SekaligusBulan ini akan menjadi bulan yang sangat sibuk di lingkup jurusan Pend. Fisika Universitas Muhammadiyah Makassar. Betapa tidak, beberapa event akan meramaikan perjalanan di awal tahun 2009 kali ini. Dian Pramana Putra, Ketua Himaprodi Pend. Fisika ketika dikonfirmasi di ruangannya mengatakan bahwa aktivitas di fisika bulan ini akan sangat padat. "Ada beberapa acara yang akan kita gelar pada bulan ini yakni Penerbitan Jurnal Sains, ATMOSFIR, dan MAGMA yang kesemuanya akan melibatkan seluruh mahasiswa fisika bahkan mahasiswa dari luar jurusan pendidikan fisika".<br /><br />Ketika ditanya tentang apa tujuan dari seluruh kegiatan tersebut, Dian, sapaan akrab beliau, mengatakan bahwa pada hakikatnya kegiatan ini selain merupakan program kerja pengurus periode kali ini juga menjadi ajang adu bakat dan pemberdayaan potensi yang dimiliki oleh mahasiswa fisika. "Kami melihat di fisika banyak talenta-talenta muda yang belum nampak di permukaan. Untuk itu melalui kegiatan ini kami berharap kegiatan ini mampu mengeksplorasi seluruh potensi yang dimiliki oleh rekan-rekan mahasiswa.<br /><span class="fullpost"><br /><br />Penerbitan Jurnal Sains sendiri menurut Mahasiswa Angkatan 06 ini bertujuan untuk mengidentifikasi bakat mahasiswa di bidang tulis menulis dan jurnalistik yang nantinya penerbitannya akan dibagikan ke seluruh warga fisika. Sedangkan untuk ATMOSFIR, kegiatan ini dihadirkan untuk mengadu talenta berkesenian dan bakat ilmiah mahasiswa. Dalam acara ini akan dilakukan ajang kompetisi mading, musikalisasi puisi dan drama. Kegiatan ini juga akan dilengkapi oleh pameran pendidikan. "Untuk MAGMA sendiri, kegiatan ini dikhususkan untuk mengapresiasi bakat dan memberikan penghargaan bagi mereka yang berhasil mengukir prestasi, baik dari kalangan mahasiswa hingga dosen" tutupnya. <span style="FONT-WEIGHT: bold">(aw)</span><br /><br /></span>HMJ Fisika Unismuh Makassarhttp://www.blogger.com/profile/03445873616506657296noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7014054593123671081.post-74134928968793662872009-01-19T07:09:00.000-08:002009-01-19T08:21:20.690-08:00PWPM Sulsel Sesalkan Intimidasi Kadernya<p>Buntut teror dan intimidasi yang dilakukan oleh salah seorang oknum anggota partai politik terhadap Fajlurrahman, berbuah kecaman oleh Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah (PWPM) Sulsel. </p> PW Pemuda Muhammadiyah meminta kepada semua pihak yang merasa dirugikan dengan tulisan opini yang dibuat Fajlurrahman agar menanggapinya secara ilmiah,karena yang dilakukan Fajulurrahman adalah bentuk kebebasan ilmiah yang dijamin undang-undang.<br /><br />Demikian disampaikan juru bicara PW Pemuda Muhammadiyah Sulsel Rachmansyah kepada Tribun, Senin (19/1). "Tindakan premanisme yang dipertontonkan terhadap hasil karya intelektual, apalagi dalam bingkai demokrasi seperti saat ini adalah bentuk premanisme demokrasi," kata Rachmansyah.<br /><span class="fullpost"><br /><br />Rachmansyah menyebut oknum tersebut sebagai pecundang demokrasi yang melakukan perbuatan yang tidak terpuji, tidak bermoral, dan mencerminkan kontra demokrasi. "Saya justeru mempertanyakan kapasitas nilai demokrasi yang dimiliki oknum tersebut," kata Rachmansyah.<br /><br />Pemuda Muhammadiyah berharap agar tindakan intimidasi tersebut bukan mencerminkan sikap partai oknum tersebut. Karena itu, PW Pemuda Muhammadiyah Sulsel meminta parpol tersebut memberi klarifikasi dalam kurun waktu 1 x 24 jam. <span style="font-weight: bold;">(aw)<br /><br /><br /></span><span style="font-size:85%;"><span style="font-style: italic;">disadur dari www.tribun-timur.com</span></span><span style="font-weight: bold;"><br /></span> </span>HMJ Fisika Unismuh Makassarhttp://www.blogger.com/profile/03445873616506657296noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7014054593123671081.post-86691998074499921572009-01-19T07:05:00.000-08:002009-01-19T08:20:02.098-08:00Aktivis Muhammadiyah Mengaku DiterorFajlurrahman Jurdi, salah satu Ketua DPD Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Sulawesi Selatan melapor ke Polsekta Tamalanrea, Sabtu (17/1) malam terkait teror dan pemukulan yang ia alami sehari sebelumnya di salah satu warnet di depan pintu satu Kampus Unhas, Tamalanrea.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Laporannya diterima Bripka Haris.</span><br /><br />Fajlurrahman menyebutkan, ia mengenal pelaku dan organisasi pelaku dengan baik namun enggan merinci identitas orang itu.<br />Korban merasa teror dan penganiayaan yang dialaminya itu terkait tulisannya yang mengkritik salah satu partai politik berbasis Muslim pada kolom opini di Tribun Timur edisi 7 Januari 2009.<br />Saat itu, pelaku sempat menjentik kepalanya. Bahkan ia diajak adu fisik oleh pelaku, Fajlur menolak tantangan tersebut.<br />Si pelaku sempat berkata,"Kau tahu-ji salahmu?" Fajlur lalu mencoba menebak maksud ucapan pelaku.<br />"Mungkin karena saya tulisan saya di opini Tribun," katanya. Lalu pelaku itu berkata lagi, "Kau tahu-ji padeng salahmu."<br /><span class="fullpost"><br /><br />Fajlurrahman melapor ke polisi karena ia tidak bisa menerima perlakuan orang tersebut. Apalagi, teror dan perlakuan itu membuat ia tidak nyaman. Saat dihubungi Sabtu pekan lalu, Fajlur masih dimintai keterangannya di Polsekta Tamalanrea.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Pembunuhan Demokrasi<br /><br /></span>PAKAR komunikasi yang juga dosen Universitas Hasanuddin Dr Hasrullah sangat menyayangkan kejadian yang menimpa Fajlurrahman Jurdi.<br />"Fajlur hanya mengeluarkan pendapatnya dengan kekuatan intelektual melalui hasil pemikirannya di koran. Kekuatan berpikir harus dilawan juga dengan kekuatan berpikir bukan dengan adu fisik atau teror," jelas staf ahli pada Dewan Pertimbangan Presiden RI itu. <span style="font-weight: bold;">(aw)</span><br /><br /><br /><span style="font-size:85%;"><span style="font-style: italic;">disadur dari www.tribun-timur.com</span></span><br /> </span>HMJ Fisika Unismuh Makassarhttp://www.blogger.com/profile/03445873616506657296noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-7014054593123671081.post-49912221121292052312009-01-19T06:59:00.000-08:002009-01-19T07:04:35.524-08:00Kaki LangitDi makam pahlawan tak dikenal, kita diberi tahu: ada seorang yang luar biasa berjasa, tapi ia tak punya identitas. Ia praktis sebuah penanda yang kosong. Tapi hampir tiap bangsa, atau lebih baik: tiap ide kebangsaan, memberi status yang istimewa kepada sosok yang entah berantah yang terkubur di makam itu.<br /><br />Orang yang pertama kali melihat fenomena itu adalah Benedict Anderson. Dalam Imagined Communities-nya yang terkenal itu, ia menulis: ”Betapapun kosongnya liang lahat itu dari sisa-sisa kehidupan yang fana dan sukma yang abadi, tetap saja mereka sarat dengan anggitan tentang ’kebangsaan’ yang membayang bagai hantu.”<br /><br /><br />Barangkali sebuah bangsa memang harus selalu menyediakan ruang kosong untuk sebuah cita-cita. Seperti kita memandang ke kaki langit yang sebenarnya tak berwujud, tapi kita ingin jelang. Sekaligus, barangkali sebuah bangsa membutuhkan bayangan yang bagai hantu tentang dirinya: antara jelas dan tak jelas.<br /><br />Pahlawan Tak Dikenal. Pahlawan Kita. Antara ”tak dikenal” dan ”kita” ada pertautan dan juga jarak. Ia yang gugur itu adalah seorang yang sebenarnya asing—bukan yang dalam bahasa Inggris disebut foreigner, melainkan stranger—tapi ia juga bagian terdalam dari aku dan engkau. Jika tampak ada yang bertentangan di sini, mungkin itu juga menunjukkan bahwa sebuah bangsa—seperti yang dimaklumkan oleh Sumpah Pemuda pada 1928 itu—memang mengandung ketegangan dan keterpautan antara yang asing dan yang tak asing dalam dirinya sendiri.<br /><span class="fullpost"><br /><br />Seperti sang pahlawan yang tak dikenal itu: yang termasuk dalam ”kita” tak selamanya datang dari puak kita. Salah satu anasir dalam bangsa bisa bekerja untuk unsur yang lain, meskipun keduanya tak saling kenal betul, bahkan ada saat-saat ketika yang satu disebut ”asing” oleh yang lain. Itulah sebabnya kepeloporan para pendiri Indische Partij tak dapat dilupakan: ”orang Indonesia” adalah orang yang bisa melintasi batas, menemui yang ”asing”, untuk jadi satu—tapi di situ ”satu” sebenarnya sama dengan yang tak terhingga. Sebab sebuah bangsa yang tak didefinisikan oleh ikatan darah adalah sebuah bangsa yang selalu siap menjangkau yang beda—dan yang beda tak bisa dirumuskan lebih dulu, tak bisa dikategorisasikan kemudian. Ia tak tepermanai.<br /><br />Seperti pahlawan tak dikenal itu: ia memberikan hidupnya buat kau dan aku, tapi ia bukan bagian kau dan aku.<br /><br />Maka tak aneh jika dalam semangat kebangsaan, tersirat sebuah paradoks: sesuatu yang universal ada di dalamnya. Sebab sebuah bangsa pada akhirnya hanya secara samar-samar, seperti hantu, bisa merumuskan dirinya sendiri. Yang penting akhirnya bukanlah definisi, melainkan hasrat. Renan menyebut bahwa bangsa lahir dari ”hasrat buat bersatu”, tapi seperti halnya tiap hasrat, ia tak akan sepenuhnya terpenuhi dan hilang. Hidup tak pernah berhenti kecuali mati.<br /><br />Dalam hal itu, orang sering lupa bahwa bangsa sebenarnya bukan sebuah asal. Ia sebuah cita-cita—dan di dalamnya termaktub cita-cita untuk hal-hal yang universal: kebebasan dan keadilan. Bangsa adalah kaki langit.<br /><br />Kaki langit: impian yang mustahil, sulit, tapi berharga untuk disimpan dalam hati. Sebab ia impian untuk merayakan sesuatu yang bukan hanya diri sendiri, meskipun tak mudah.<br /><br />Sebuah bangsa adalah sebuah proses. Jangan takut dengan proses itu, kata orang yang arif. Tak jarang datang saat-saat yang nyaris putus harapan, tapi seperti kata Beckett dalam Worstward Ho, ”Coba lagi. Gagal lagi. Gagal dengan lebih baik lagi.”<br /><br /><br />oleh :<br />Awang Darmawan<br />Mahasiswa Fisika Angk. 07 <br /> </span>HMJ Fisika Unismuh Makassarhttp://www.blogger.com/profile/03445873616506657296noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7014054593123671081.post-81987572971006160612009-01-09T08:57:00.000-08:002009-01-19T08:19:14.637-08:00Agama Menghadapi Perubahan NilaiEra informasi dan globalisasi sebagai akibat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini telah berdampak hampir ke semua aspek kehidupan masyarakat. Susanto (1998:109) menyebutkan, perubahan masyarakat akibat berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut membawa dampak yang besar pada budaya, nilai, dan agama. Nilai-nilai yang sementara ini dipegang kuat oleh masyarakat mulai bergeser dan ditinggalkan. Sementara nilai-nilai yang menggantikannya tidak selalu sejalan dengan landasan kepercayaan atau keyakinan masyarakat, sehingga penyimpangan nilai kian subur dan berkembang.<br /><br />Dalam situasi seperti ini, remaja dan mahasiswa yang sedang berada dalam kondisi psikologis yang labil menjadi korban pertama sebagaimana terjadi dalam berbagai kasus hedonisme, konsumerisme, hingga peningkatan kenakalan remaja dan narkotika. Hal ini semakin membuktikan bahwa nilai-nilai hidup tengah bergeser sehingga membingungkan para remaja, menjauhkan mereka dari sikap manusia yang berkepribadian (Poespoprodjo,1988:45).<br /><br />Laporan hasil polling Indonesia Foundation (Pikiran Rakyat,29/7 2005) menyebutkan, sedikitnya 38.288 orang remaja di Kabupaten Bandung diduga pernah melakukan seks pranikah. Jika jumlah remaja di Kabupaten Bandung mencapai 765.762 orang, mereka yang telah melakukan pelanggaran seksual sebesar 50,56%. Deputi Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KBKR) Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Pusat Dr. Siswanto Agus Wilopo, S.U., M.Sc., Sc.D. sebagaimana dilaporkan Pikiran Rakyat (Bandung, 6 April 2006) mengatakan, aborsi di Indonesia terjadi 2-2,6 juta kasus per tahun dan dilakukan oleh penduduk usia 15-24 tahun. Selanjutnya ia menyarankan bahwa upaya preventif yang paling mendasar untuk mencegah aborsi oleh remaja dapat dilakukan melalui pengajaran norma-norma, budi pekerti, agama, dan moralitas yang bertanggung jawab dalam perilaku seksual.<br /><span class="fullpost"><br /><br />Laporan tersebut menunjukkan, bahwa remaja kita, khususnya para pelajar dan mahasiswa sedang mengalami proses kegalauan nilai yang parah di mana pendidikan sebagai pembinaan nilai dan moral dituntut untuk dapat menanggulangi dan mengantisipasinya sehingga masa depan bangsa dapat diselamatkan. Berbagai fenomena pelanggaran moral di kalangan pelajar dan mahasiswa membuat khawatir sebagian besar masyarakat yang peduli terhadap pendidikan. Pendidikan moral yang selama ini menjadi garapan pendidikan dalam keluarga mulai dirasakan hampa makna, mengingat orang tua tenggelam dalam kesibukannya masing-masing. Sementara sekolah dan perguruan tinggi, padat dengan pencapaian tujuan kurikulum yang menonjolkan aspek kognitif. Output pendidikan lebih banyak menghasilkan pengetahuan, tetapi tidak mampu menghadapi tantangan hidup dan kehidupan (survive). Standar moral dan spiritual anak nyaris tanpa sentuhan, sehingga nilai dan norma yang tertanam pada diri anak hanya sesuatu yang absurd.<br /><br />Rendahnya pendidikan masyarakat, sistem pendidikan yang tidak mapan, struktur ekonomi yang keropos, serta jati diri bangsa yang belum terinternalisasikan, menjadikan bangsa rentan terhadap nilai-nilai baru yang datang dari luar. Nilai-nilai Barat yang sebagian berseberangan dengan nilai-nilai ketimuran dengan mudah diadopsi, terutama oleh generasi muda. Nilai yang mudah ditiru pada umumnya adalah nilai-nilai yang berisi kesenangan, permainan, dan hedonisme yang sering kali membawa dampak buruk. Sebaliknya, nilai-nilai positif dari Barat seperti kecerdasan dan kemajuan iptek tidak dicerap dengan baik. Menghadapi persoalan tersebut, di kalangan ahli pendidikan sepakat untuk membina dan mengembangkan pendidikan nilai, moral, dan norma.<br /><br />Nilai adalah patokan normatif yang memengaruhi manusia dalam menentukan pilihannya di antara cara-cara tindakan alternatif (Kupperman, 1983). Nilai dilihat dalam posisinya adalah subjektif, yakni setiap orang sesuai dengan kemampuannya dalam menilai sesuatu fakta cenderung melahirkan nilai dan tindakan yang berbeda. Dalam lingkup yang lebih luas, nilai dapat merujuk kepada sekumpulan kebaikan yang disepakati bersama. Ketika kebaikan itu menjadi aturan atau menjadi kaidah yang dipakai sebagai tolok ukur dalam menilai sesuatu, maka itulah yang disebut norma. Jadi nilai adalah harga yang dituju dari sesuatu perilaku yang sesuai dengan norma yang disepakati. Sedangkan moral adalah kebiasaan atau cara hidup yang terikat pada pertanggungjawaban seseorang terhadap orang lain sehingga kebebasan dan tanggung jawab menjadi syarat mutlak.<br /><br />Nilai, moral, dan norma merujuk kepada kesepakatan dari suatu masyarakat. Karena itu, nilai, moral, dan norma akan berkembang sejalan dengan perkembangan masyarakat (relatif). Agama dipandang sebagai sumber nilai karena agama berbicara baik dan buruk, benar, dan salah. Demikian pula, agama Islam memuat ajaran normatif yang berbicara tentang kebaikan yang seyogianya dilakukan manusia dan keburukan yang harus dihindarkannya. Islam memandang manusia sebagai subjek yang paling penting di muka bumi sebagaimana diungkapkan Alquran (Q.S. 45:13) bahwa Allah menundukkan apa yang ada di langit dan di bumi untuk manusia. Sedangkan ketinggian kedudukan manusia terletak pada ketakwaannya, yakni aktivitas yang konsisten kepada nilai-nilai Ilahiah yang diimplementasikan dalam kehidupan sosial.<br /><br />Dilihat dari asal datangnya nilai, dalam perspektif Islam terdapat dua sumber nilai, yakni Tuhan dan manusia. Nilai yang datang dari Tuhan adalah ajaran-ajaran tentang kebaikan yang terdapat dalam kitab suci. Nilai yang merupakan firman Tuhan bersifat mutlak, tetapi implementasinya dalam bentuk perilaku merupakan penafsiran terhadap firman tersebut bersifat relatif.<br /><br />Menelusuri makna nilai dalam perspektif Islam dapat dikemukakan konsep-konsep tentang kebaikan yang ditemukan dalam Alquran. Beberapa istilah dalam Alquran yang berkaitan dengan kebaikan, yaitu alhaq dan al-ma'ruf serta lawan kebaikan yang diungkapkan dalam istilah albathil, dan almunkar. Haq atau alhaq menurut pengertian bahasa adalah truth; reality; rightness, correctness; certainty, certitude dan real, true; authentic, genuine; right, correct, just, fair; sound, valid.<br /><br />Alhaq diulang dalam Alquran sebanyak 109 kali. Alhaq mengandung arti kebenaran yang datang dari Allah, sesuatu yang pasti seperti datangnya hari akhir, dan lawan dari kebatilan. Alhaq dalam Alquran dikaitkan dengan Alquran sebagai bentuk sumber dan Muhammad sebagai pembawa yang menyampaikannya kepada manusia. Haq adalah kebenaran yang bersifat mutlak dan datang dari Tuhan melalui wahyu. Manusia diminta untuk menerima dengan tidak ragu-ragu mengenai kebenaran nilai tersebut (Q.S. 2:147). Haq bersifat normatif, global, dan abstrak sehingga memerlukan penjabaran sehingga dapat dilaksanakan secara operasional oleh manusia.<br /><br />Sejalan dengan perkembangan budaya dan pola berpikir masyarakat yang materialistis dan sekularis, maka nilai yang bersumberkan agama belum diupayakan secara optimal. Agama dipandang sebagai salah satu aspek kehidupan yang hanya berkaitan dengan aspek pribadi dan dalam bentuk ritual, karena itu nilai agama hanya menjadi salah satu bagian dari sistem nilai budaya; tidak mendasari nilai budaya secara keseluruhan.<br />Pelaksanaan ajaran agama dipandang cukup dengan melaksanakan ritual agama, sementara aspek ekonomi, sosial, dan budaya lainnya terlepas dari nilai-nilai agama penganutnya atau dengan kata lain pelaksanaan ritual agama (ibadah) oleh seseorang terlepas dari perilaku sosialnya. Padahal, ibadah itu sendiri memiliki nilai sosial yang harus melekat pada orang yang melaksanakannya, misalnya orang yang salat ditandai dengan perilaku menjauhkan dosa dan kemunkaran, puasa mendorong orang untuk sabar, tidak emosional, tekun, dan tahan uji.<br /><br />Aktualisasi nilai-nilai agama dalam kehidupan sekarang ini menjadi sangat penting terutama dalam memberikan isi dan makna kepada nilai, moral, dan norma masyarakat. Apalagi pada masyarakat Indonesia yang sedang dalam masa pancaroba ini. Aktualisasi nilai dilakukan dengan mengartikulasikan nilai-nilai ibadah yang bersifat ritual menjadi aktivitas dan perilaku moral masyarakat sebagai bentuk dari kesalehan sosial. <span style="font-weight: bold;"><br /><br /><br />Oleh :<br />Awang Darmawan<br />Mahasiswa Pend. Fisika Angk. 2007<br /></span> </span>HMJ Fisika Unismuh Makassarhttp://www.blogger.com/profile/03445873616506657296noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7014054593123671081.post-20433999715870743642009-01-07T11:39:00.000-08:002009-01-15T01:18:44.373-08:00Selamat Datang...<div style="text-align: justify;">Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh...<br /><br />Tak ada yang dapat kami panjatkan melainkan puji syukur akan karunia Allah Rabbul 'Alamin yang telah menganugerahi kami berbagai macam kelebihan yang tidak dimiliki oleh makhluk lainnya, yang merupakan penyempurna dari penciptaan kami di muka bumi ini. Hanya Dia, Dzat Yang Maha Sempurna, sembah sujud kami perserahkan.<br /><br />Shalawat serta salam berurai dari bibir ini kami persembahkan kepada Baginda Nabiullahu Akbar Rasulullah Muhammad SAW yang menjadi patron, ibrah dan idola kami semua dalam mengarungi samudra kehidupan yang penuh dengan deru ombak yang menerpa di setiap persimpangan perjalanan kami. Semoga para sahabat, keluarga, tabi' tabi'in serta para muslim yang senantiasa melewati hidupnya berpegang teguh pada syariah dan sunnah Rasul-Nya.<br /><br />Tak terasa perjalanan waktu telah mengantarkan kami hingga di terminal pelabuhan untuk kembali mencoba bersua sejenak, merefleksikan diri di tengah perjalanan yang maha dahsyat. Sebuah perjalanan makna yang dilakukan oleh anak manusia yang berani bercita-cita dan menggantungkan keyakinannya setinggi langit. Deru ombak mewarnai perjalanan yang tak terasa telah berjalan lama. Sehingga tibalah kami di sebuah simpulan bahwa perjalanan ini tak mampu kami jalani sendiri. Kami butuh tangan-tangan kuat serta doa yang senantiasa berdesir memenuhi malam dari orang-orang yang memiliki cita dan visi yang sama seperti kami. Agar kami kuat, tegar, dan percaya bahwa suatu saat mimpi itu akan terwujud.<br /><br />Untuk itulah, kami coba menghimpun tangan-tangan itu lewat dunia maya, semesta tanpa batas dengan berjuta kejutan yang dimilikinya untuk bisa menemani kami mengarungi perjalanan pelangi ini.<br /><br />Selamat Datang...!! Selamat datang di weblog kami...<br />Hanya itu yang dapat kami ucapkan ke hadapan rekan-rekan yang menanti hadirnya keajaiban mimpi...<br /><br /><br /><br />Redaksi<br /><br /><br />Awang Darmawan<br /></div>HMJ Fisika Unismuh Makassarhttp://www.blogger.com/profile/03445873616506657296noreply@blogger.com0