Senin, 20 April 2009

BIAS Fisika Temukan Realitas Mirip di Film Laskar Pelangi

Apa jadinya jika sekolah di Sulawesi Selatan (Sulsel) sama dengan SD Muhamamdiyah Gantong yang ada di Film Laskar Pelangi karya sutradara muda asal Sulsel, Riri Riza? Mungkinkah sekolah ini melahirkan seorang tokoh Ikal atau Lintang baru seperti yang ada pada film yang disadur dari novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata?
Ya, tokoh Lintang yang inspiratif, seorang bocah kecil yang cerdas melebihi kemapuan IQ melebihi kempuan otak anak seusianya, lahir dari keluarga nelayan miskin di pesisir Pulau Belitong, Sumatera.

Lintang dan sembilan kawannya bersekolah di SD Muhammadiyah, sekolah berdidingkan papan lapuk, dengan atap yang bocor. Jika malam tiba sekolah ini dijadikan sebagai kandang kambing. Bukan hanya itu, sekolah ini juga hanya memiliki tiga orang guru.
Seperti itulah yang terjadi di Pulau Kalukuang, Kecamatan Liukang Kalmas, Pangkep.
Hal itu digambarkan oleh mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, ketika mengadakan Bakti Ilmiah Sosial Masyarakat (Bias) di pulau yang ditempuh selama 24 jam perjalanan laut ini. Puluhan mahasiswa Unismuh ini menetap hingga 12 hari, mulai tanggal 5 April hingga 14 April lalu.



Ketua Himpuan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Fisika, Dian Pramana Putra, menatakan kondisi sekolah di pulang terpencil ini hampir sama dengan sekolah yang ada di Film Laskar Pelangi. Menurut pantauannya yang terparah yakni SMA 1 Kalmas, Pangkep.
"Dindingnya terbuat dari papan yang sudah lapuk. Atapnya juga sudah bocor. Sementara gurunya hanya tiga orang yakni, guru matematika merangkap kepala sekolah, guru bahasa Indonesia, dan guru Bahasa Inggris," ujarnya.
Pengalaman di pulau paling luar Sulsel yang berbatasan dengan Bali dan gugusan kepulauan Masalembu, Jawa Timur ini, menjadi pengalaman berharga dan tak terlupakan. "Di sana, kami merasa menjadi bagian dari drama dan film kehidupan. Keseharian warga jadi transkrip naskah, pemainnya warga, dan mata kami jadi kamera. Sutradaranya ya warga dan rutinitas hidup jadi plot," katanya.
Bakti sosial yang digelar oleh mahasiswa Fisika Unismuh ini berupa sunatan massal untuk masyarakat yang berada di pulau itu.
Puluhan warga pun sangat antusias berbondong-bondong membawa anaknya yang akan disunat. Selain itu, mahasiswa Unismuh ini juga memberikan bimbingan pendidikan bagi pelajar SMA kelas tiga yang akan menempuh ujian akhir nasional.

2 komentar: